Isak Tangis Iringi Penjemputan Jenazah Korban
Suasana ruang Instalasi Kedokteran Forensik (IKF) RS DR Sardjito, Yogyakarta, Minggu (7/11/2010), mulai ramai.
Penulis: Willem Jonata
Editor: Juang Naibaho
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Suasana ruang Instalasi Kedokteran Forensik (IKF) RS DR Sardjito, Yogyakarta, Minggu (7/11/2010), mulai ramai. Keluarga berdatangan untuk menjemput jenazah korban sapuan awan panas yang dimuntahkan Gunung Merapi pada Jumat (5/11) dinihari lalu. Isak tangis juga mewarnai peristiwa penjemputan itu.
Tepat di depan musolah rumah sakit, keluarga yang ingin menjemput jenazah itu tampak duduk-duduk menunggu urusan administrasi. Sementara, pihak rumah sakit telah menyiapkan enam unit mobil ambulan yang diparkir tak jauh dari ruang IFK, untuk membawa pulang jenazah ke rumah duka.
Selain itu, di samping pintu masuk ruang IFK, sejumlah warga tampak sibuk mencari keluarganya yang ikut menjadi korban sapuan awan panas, namun belum ditemukan atau belum teridentifikasi oleh pihak rumah sakit dan tim Disaster Victim Identification (DVI). Kemudian, dengan sabar, mereka memeriksa satu per satu dari 31 daftar korban yang berhasil teridentifikasi, yang dipajang di tembok rumah sakit. Tak sedikit pula warga melaporkan kelurganya yang hilang ke pos Antemortem DVI Polda DIY, di samping pintu ruang IFK itu.
Hingga pagi ini, jumlah korban tewas akibat sapuan awan panas yang tercatat di RS DR Sardjito berjumlah 88 orang. Sebagian besar korban tewas itu berasal dari Dusun Bronggang, Argomulyo, Cangkringan.(*)