Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Limabelas ribu Pengungsi di Jatinom Kekurangan Selimut dan Tikar

Sekitar 15 ribu pengungsi yang menempati kantor camat Jatinom, Klaten, Jawa Tengah kini kekurangan tikar dan selimut.

Penulis: Iswidodo
zoom-in Limabelas ribu Pengungsi di Jatinom Kekurangan Selimut dan Tikar
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI
ANTRE MAKAN - Sejumlah pengungsi antri untuk mendapat jatah makan di barak pengungsian Dompol, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Kamis (4/11/2010). Untuk setiap kali makan dapur umum PMI menyiapkan sebanyak kurang lebih 2.000 porsi makanan untuk pengungsi di barak tersebut. 
TRIBUNNEWS.COM- Sekitar 15 ribu pengungsi  yang menempati kantor camat Jatinom, Klaten, Jawa Tengah kini kekurangan tikar dan selimut.  Mereka berasal dari warga yang tinggal di lereng Merapi, baik di Klaten maupun Boyolali kemudian mengungsi ke kantor camat Jatinom berjarak sekitar 20 km dari gunung Merapi.

Ribuan pengungsi ini sebenarnya sudah mendapat santunan dan bantuan dari pemerintah setempat dan swadaya masyarakat, namun karena jumlahnya membludak sehingga stok perlengkapan sangat kurang.

Dilaporlan oleh facebooker, Margono, saat ini para pengungsi masih berkumpul dan lesehan di kantor camat Jatinom menunggu instruksi pemerintah. Mereka sebelumnya bergegas mengungsi meninggalkan dusunnya setelah diperintah oleh pihak terkait. Hingga kini belum diizinkan kembali ke dusunnya.

"Pak sekarang masih ada 15 ribu pengungsi di kantor camat Jatinom. Mereka kekurangan selimut dan tikar, kalau makanan sudah cukup. Tolong informasikan ini ke pembaca tribun," ujar Margono via phone, Senin (8/11/2010) petang.

Dalam listing yang dilansir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), daerah Jatinom termasuk titik pengungsi yang dipadati oleh warga karena berasal dari Klaten dan Boyolali yang juga sudah membludak.  Hingga berita ini diturunkan, mereka masih menunggu bantuan selanjutnya.

Sementara di Jakarta, beberapa LSM menggalang bantuan untuk pengungsi Merapi dengan mendatangi rumah-rumah untuk menjemputnya.  Beberapa pemuda menggunakan kostum resmi LSM sambil berteriak-teriak pakai megaphone di gang-gang untuk menawarkan jemput bola, yaitu menerima bantuan pakaian dan uang untuk disalurkan ke pengungsi secara resmi.  (*)

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas