10 Ribu Paket Bantuan Merapi Tertumpuk di Stasiun Tugu
Ratusan kardus paket untuk bantuan korban Merapi terlihat menumpuk di Stasiun Kereta Api Tugu Jogjakarta, (19/11/2010)
Editor: Tjatur Wisanggeni
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Iwan Al Khasni
TRIBUNNEWS.COM, JOGJA -- Ratusan kardus paket untuk bantuan korban Merapi terlihat menumpuk di Stasiun Kereta Api Tugu Jogjakarta, (19/11/2010). Sepintas memang terkesan kumuh, namun wajar sebab hingga pertengahan bulan November PT KAI Daop VI Jogjakarta telah mencatat sebanyak 10 ribu paket dari luar Jogja menunggu disalurkan.
Sebagian besar dari paket yang dikirimkan ke Stasiun Tugu berupa pakaian pantas pakai, ungkap Kepala Humas PT KAI Daop VI Jogjakarta Eko Budiyanto, namun tidak hanya itu, beberapa kardus berisi makanan, selimut serta obat-obatan terlihat ada ditumpukan paket.
Menurut dia, dalam
sehari gerbong Kereta Api program paket gratis untuk korban Merapi minimal
membawa puluhan kardus khusus untuk korban bencana apalagi program kiriman paket
gratis Merapi kini diperpanjang hingga 30 November 2010.
“Awalnya, dimulai tanggal 7 November hingga 18 November saja,” jelasnya.
Untuk pakaian
bekas pantas pakai yang masih menumpuk disepanjang ruang tunggu Stasiun Tugu,
Eko mengungkapkan, sebagian besar sudah disalurkan dengan menggunakan dua truk PT KAI untuk disalurkan ke berbagai daerah,
khususnya kecamatan Srumbung,
“Selain itu, relawan dari berbagai daerah mengambil kemari melalui posko Merapi di Tugu,”imbuhnya.
Diakui Eko, paket berisi pakaian bekas pantas pakai lebih mendominasi dibandingkan dengan kiriman paket seperti kebutuhan logistik yang dibutuhkan pengungsi seperti beras, gula dan beberapa kebutuhan pokok utama.
“Kami memang tidak bisa melarang pengiriman, tapi yang diterserap sebagian besar berbentuk logistik,” ungkapnya.
Sedangkan
pengamatan Tribun Jogja di stasiun Tugu Jogjakarta, sejumlah pekerja KAI
terlihat memindahkan kardus paket kiriman dari dalam Kereta Api. Sebagian lainya,
membawa paket menuju sebuah truk yang berada di seberang jalan menggunakan gerobak
dorong. (*)