Terima Rp 2 Juta, Azizu Bocorkan Kunci Jawaban
Aparat Polsek Kotabaru yang bertugas mengamankan UN di SMAN 6 Jambi, mengamankan dua orang yang diduga membocorkan kunci jawaban.
Editor: alfons nedabang
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Aparat Kepolisian Sektor Kotabaru, yang bertugas mengamankan Ujian Nasional di SMAN 6 Kota Jambi, Senin (16/4/2012), mengamankan dua orang yang diduga membocorkan kunci jawaban kepada siswa.
Keduanya adalah Azizu Sucianda (19), warga Perum Tanjung Permata RT 22 Lorong Anggrek II Kelurahan Eka Jaya, Kecamatan Jambi Selatan, dan M Ali Akbar (22) warga RT 6 Kelurahan Payo Selincah Kecamatan Jambi Timur.
Kepada wartawan, Aziz mengaku telah mendapatkan uang Rp 2 juta, hasil dari memberikan kunci jawaban kepada siswa.
Awalnya, polisi mengamankan Aziz yang datang ke SMAN 6 saat siswa sedang melaksanakan ujian.
Melihat gelagatnya yang mencurigakan dan mengenakan pakaian bebas, polisi dan satpam mengamankannya.
Saat dilakukan penggeledahan, dan dari ponselnya diketahui ada kunci jawaban Bahasa Indonesia 50 soal dalam bentuk a,b,c,d,dan e. Selanjutnya, Aziz diamankan petugas untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Setelah mengamankan Aziz, polisi lalu melakukan pengembangan dan mengamankan Ali Akbar di rumahnya. Keduanya lalu dibawa ke Mapolsekta Kotabaru untuk dimintai keterangannya.
Menurut Aziz, ia mendapatkan kunci jawaban tersebut dari temannya Ali Akbar. Ia mengambil kunci jawaban ke rumah Ali pada Minggu malam pukul 21.30. Ia mencatatnya dan membuatnya di ponsel.
Aziz lalu mengirimkan kunci jawaban ke seorang siswa SMAN 6. Namun, Senin pagi kata Aziz, ia mendapat kabar dari Ali Akbar bahwa kunci jawaban tersebut salah. Lalu, ia meminta jawaban yang baru kepada Ali Akbar dan mendatangi SMAN 6 untuk memberitahukan adanya perubahan kunci jawaban tersebut.
"Awalnya tanggal 10 April, saya bertemu dia (siswa SMAN 6) di depan Asrama Haji. Saat itu, saya diberi uang Rp 2 juta untuk membantu dia dan kawan-kawan dengan memberikan kunci jawaban. Lalu uang itu saya transfer ke rekening Ali Akbar melalui ATM BCA di pasar. Katanya , uang itu dari 20 orang temannya yang memberikan uang masing-masing Rp 100 ribu," jelas Aziz, yang ditemui di Mapolsekta Kotabaru.
Diakui Aziz, awalnya ia datang ke sekolah SMAN 6 membawa ponsel miliknya yang berisikan kunci jawaban yang baru. Rencananya ponsel tersebut akan dititipkannya kepada seseorang. Jika orang yang ia maksud tidak ada, ia akan meletakkan ponsel di dalam WC sekolah.
"Katanya semua handphone dikumpulkan semuanya. Makanya kalau tidak ketemu sama orang, ya saya taruh di WC, rencananya handphone yang ada kunci jawaban yang baru itu," kata Aziz, yang mengaku mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Jambi.
M Ali Akbar kepada wartawan mengatakan, ia pernah melakukan hal yang sama tahun lalu. Kala itu, kata Akbar, kunci jawaban yang ia terima melalui SMS semuanya benar. Makanya tahun ini, ia melakukan hal yang sama.
Mengenai uang yang dikirim Aziz ke rekeningnya, diakui Akbar diterimanya. Namun, ia membantah dan mengaku tidak tahu jika uang itu diberikan kepadanya untuk kunci jawaban.
"Saya tidak tahu kalau uang itu untuk kunci jawaban. Memang saya terima uangnya. Tapi, uang itu sudah saya belikan sembako untuk panti asuhan," kata Akbar, yang juga mengaku sebagai mahasiswa.
Mengenai kunci jawaban, kata Akbar, ia dapatkan melalui SMS oleh nomor yang tidak ia kenal ke handphonenya. Namun, Senin pagi, ia menerima kembali SMS yang berisikan kunci jawaban. Padahal, sebelumnya ia sudah memberikan kunci jawaban kepada Aziz. Sehingga, kunci jawaban yang pertama dibatalkannya.
"Tahun lalu kunci jawaban yang saya dapat semua benar. Dan, tahun kemarin saya sebarkan tidak ada untuk menjadikannya uang. Dan, uang yang dikirim ke tabungan, saya tidak tahu kalau itu untuk kunci jawaban," kata Akbar.
Kapolsekta Kotabaru AKP Gaduk Kurniawan SIK mengatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan intensif terhadap dua orang yang diduga membocorkan kunci jawaban UN.
Menurutnya, kedua orang itu diamankan berdasarkan bukti kunci jawaban yang ada di handphone milik Aziz, yang selanjutnya mengaku mendapatkannya dari Akbar.
"Keduanya masih diperiksa dan dimintai keterangannya. Untuk sementara ini siswa tidak bisa kita periksa karena ia sedang mengikuti UN. Nanti setelah UN selesai, baru kita lakukan pemeriksaan," kata Gaduk, seraya mengatakan tiga handphone yaitu milik Aziz, Akbar dan R disita untuk dijadikan barang bukti. (udi)