Andi Mudzakkar: Bapak Saya Bukan Pemberontak
Giliran adik Abdul Aziz Kahar Muzakkar, Andi Mudzakkar angkat bicara soal ajakan gubernur Sulsel
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ilham
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Giliran adik Abdul Aziz Kahar Muzakkar, Andi Mudzakkar angkat bicara soal ajakan gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo untuk melawan pemberontak. Syahrul saat membuka rapat pimpinan daerah (Rapimda) forum komunikasi putra-putri purnawirawan ABRI (FKPPI) di Baruga Sangiaseri, rumah jabatan gubernur, Jl Sungai Tangka, Makassar, akhir pekan lalu.
Andi Cakka (sapaan Andi Mudzakkar) yang juga bupati Kabupaten Luwu ini, mengakui, ayahnya (Kahar) selaku ketua Darul Islam Tentara Islam Indonesia (DI/TII) bukan pemberontak namun pejuang. Alasan Cakka, Kahar tidak pernah mau keluar dari NKRI.
“Tapi saya yakin, perkataan pak Syahrul tentang lawan pemberontak itu tidak dimaksudkan kepada bapak saya, kalau kemudian kata pemberontak itu ada yang mengarahkan kepada Kahar, saya kira itu adalah pembenaran karena bapak saya bukan pemberontak. Jadi kata pemberontak dari pak Syahrul menurut saya itu bukan ayah saya, dibuktikan saya direkrut sebagai ketua FKPPI Luwu, FKPPI itu kan anak tentara,” kata Cakka kepada Tribun Timur di Abbey Road Café, Panakkukang, Makassar, Minggu (10/6/2012)
Menurut Cakka yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Luwu ini, penempatan kata pemberontakan dalam kondisi menjelang pilgub saat ini rawan. Perlu kahati-hatian mengucapkan kata tersebut. Cakka mencontohkan pengalamannya di pilkada Luwu lalu, dirinya dicap anak pemberontak. Kata pemberontak jadi bom isu untuk menjatuhkan Cakka saat itu meskipun akhir Cakka tetap terpilih sebagai bupati.
Berangkat dari pengalaman itu, Cakka senantiasa berupaya mengubur kata Kahar pemberontak itu, “Saya dari dulu menginginkan kata pemberontak itu tidak ada lagi, tapi ada saja orang yang ingin mengarahkan ke sana, saya sendiri merasa bapak saya pejuang bukan pemberontak bapak saya tidak pernah mau meninggalkan NKRI, dia yang mendidik militer dulu termasuk Pak Yasin Limpo sendiri dan masih banyak lagi,” Cakka menambahkan
“Memang kita harus menempatkan kata itu (pemberontak) itu secara selektif, sekali pun kita tidak mengarahkan ke sana, tapi orang bisa mengartikan sendiri. Saya dulu di waktu mau maju di Luwu, orang bilang jangan pilih Cakka, jangan pilih anak pemberontak,” ujar Cakka
Cakka memastikan, pemberontakan di Sulsel ini tidak akan berulang lagi. Pasalnya, lanjut Cakka, kondisi saat sekarang ini berbeda dari masa lampau. Apalagi, perlawan Kahar, ungkap Cakka, Kahar tidak mau ada Nasakom bentukan Sukarno saat itu yang mengandung komunis dan tidak ingin Sulsel tidak terpinggirkan.
Sebelumnya, putra tertua Kahar, Hasan Kamal Muzakkar yang juga Ketua Forum Komuniasi Keluarga Besar Qahhar Mudzakkar tersinggung dengan ajakan gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo untuk melawan pemberontak.
Menurut Kamal, perkataan Syahrul yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sulsel ini, sebuah wujud ambivalensi sikap Syahrul, "Karena pada berbagai kesempatan dia mengajak kandidat lainnya mewujudkan pilkada damai, dan pada momen lainnya dia sepertinya mempersiapkan milisi-milisi untuk melawan pihak lain yang berpotensi melahirkan kekacauan dalam momen pilkada. Pertanyaan saya, siapa sekarang yang pemberontak yang harus dia tumpas," katanya kepada Tribun Timur, Makassar, Sabtu (9/6/2012).
Baca juga: