Polda Kaltim Pastikan Bentrok Barong Tiongkok Tak Berbau SARA
Sejumlah tokoh Persekutuan Dayak Kalimantan Timur (PDKT) dan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kaltim, Minggu (25/11/2012)
Editor: Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA- Sejumlah tokoh Persekutuan Dayak Kalimantan Timur (PDKT) dan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kaltim, Minggu (25/11/2012) di Samarinda, menggelar konferensi pers bersama menyusul bentrok antarwarga yang terjadi di Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat.
Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Ketua Umum PDKT Marthin Billa, Sekretaris Umum Firminus Kunum, dan Ketua Harian KKSS Kaltim Ridwan Tassa didampingi pengurus teras lainnya Amir P Alie. Marthin dan Ridwan meminta aparat kepolisian menindak tegas semua pelaku yang terlibat dalam kerusuhan tersebut.
"Kerusuhan kemarin sama sekali tidak terkait dengan SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan), melainkan murni tindakan pidana. Karena itu kami mengimbau semua pihak untuk tak terpancing dengan isu-isu yang menyesatkan. Dan kami minta aparat bersikap tegas dan menindak semua yang terlibat dalam kerusuhan tersebut," kata Amir P Alie.
Menurut Amir, pihaknya sudah mendengar laporan langsung dari lokasi kejadian maupun aparat di lapangan bahwa situasi di Barong Tongkok sudah berangsur kondusif. Aparat juga sudah menahan tiga orang yang diduga menjadi pemciu terjadinya bentrok tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Kaltim Kombes Pol Antonius Wisnu Sutirta menyatakan kerusuhan ini murni tindak pidana yang dilakukan warga yang menganiaya seseorang yang membeli BBM di Barong Tongkok. Polres Kubar telah mengambil tindakan cepat dan menahan tiga orang pelaku dan bahkan sudah menyiagakan sekitar 800 aparat.
Seperti diketahui bentrok antarwarga terjadi pada Jumat malam dan Sabtu dinihari di lokasi APMS (Agen Premium Minyak dan Solar) CV Benuaq Indah Maju di Barong Tongkok. Kapolda Kaltim Irjen Pol Anas Yusuf bersama Kepala Staf Kodam VI Mulawarman Brigjen TNI Wiyarto terjun ke lokasi untuk meredakan situasi. Sebanyak 800 polisi disigakan untuk menjaga lokasi yang berada di wilayah pedalaman tersebut.
Penganiayaan seorang warga oleh petugas pengisian BBM itulah yang memicu kerusuhan. Warga yang berusaha mendapatkan BBM dibalas dengan pengeroyokan. Keluarga korban bersama warga lainnya kemudian mendatangi APMS dan merusaknya.
Polisi kini menutup APMS berdasarkan surat Bupati Kubar. Namun warga yang masih tak puas dengan penangkapan tiga petugas APMS, melampiaskannya dengan merusak toko-toko warga. Satu toko dibakar. Penjarahan terjadi. Bahkan Minggu dinihari sekitar pukul 02.30, pasar tradisional Barong Tongkok terbakar. Sedikitnya 400 kios rata dengan tanah. Namun sejauh ini belum bisa dipastikan apakah kebakaran tersebut terkait dengan kerusuhan sebelumnya.
REGIONAL POPULER