Skandal di YouTube dan Facebook, Rektor IPDN Tak Menggugat
Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), I Nyoman Sumaryadi (63), tidak akan mengambil jalur hukum perihal
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.CON, SUMEDANG - Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), I Nyoman Sumaryadi (63), tidak akan mengambil jalur hukum perihal mengemukanya pemberitaan yang menyeret dirinya di YouTube dan Facebook (FB).
Setelah beberapa kali coba ditemui, pascapemberitaan di Tribun, akhirnya Nyoman bisa ditemui di Balairung Rudini, Kampus IPDN, Jatinangor, Sumedang, Senin (10/6/2013).
Pada kesempatan itu Nyoman mengatakan tidak merasa mencampakkan seorang bayi seperti yang dikemukakan seorang ibu, S, di situs YouTube dan FB. Dia mengaku tidak tahu dan tidak merasa, berkenaan dengan pemberitaan tersebut. Pada zaman demokrasi dan keterbukaan, menurut Nyoman, orang bisa menyampaikan apa saja.
"Kami tidak menanggapi isu-isu yang tidak benar, sepanjang tidak menjatuhkan degradasi hak asasi saya. Ya, saya tidak akan berbuat apa-apa. Karena saya tidak akan melayani orang yang tidak jelas," kata Nyoman sambil bergegas masuk ke mobilnya di Kampus IPDN karena ada rapat di Kemendagri, Jakarta.
Tayangan 32 detik yang menyeret-nyeret tidak hanya namanya tapi juga institusi IPDN, menurut Nyoman, tidak ada kaitannya. Ia merasa tak perlu menanggapi hal tersebut.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), Irman Gusman, yang tengah melakukan kunjungan kerja ke IPDN mengakui dia juga sudah mendengar dan melihat kabar seputar isu di YouTube dan FB tersebut. Di zaman keterbukaan saat ini, kata Irman, tidak boleh berpraduga.
"Praduga itu kan tidak tepat. Kita harus berprasangka baik. Jadi, jangan selalu cepat menuding sehingga nanti akan menjadi character assasination. Nanti kan ada hukum yang menjadi tempat untuk mencari keadilan dan kebenaran," ujar Irman.
Seyogianya, kata Irman, hak-hak pribadi harus dihormati. Kadangkala, berbagai motif menjadi latar belakang terjadinya masalah seperti yang tengah mengemuka lewat tayangan di YouTube atau FB. Di negara besar seperti Indonesia, Irman mengajak masyarakat untuk mengumpulkan energi positif dalam diri masing-masing.
"Menghindari syakwasangka. Tapi, prosesnya harus dijalankan sebagai pertanggungjawaban publik," katanya.
Diberitakan sebelumnya, beredar sebuah tayangan berdurasi 32 detik yang menampilkan foto- foto bayi laki-laki yang lucu dan menggemaskan dengan berbagai pose. Hanya berupa foto, bukan tayangan gambar hidup.
Tudingan yang menyeret orang nomor satu di IPDN, Jatinangor, Sumedang, itu tidak hanya di YouTube, tapi juga di FB. Tayangan di YouTube pun dipajang di dinding FB ini. Diduga pemilik akun FB ini adalah orang yang sama yang mengunduh foto-foto bayi laki-laki itu.
Nyoman membantah tayangan di YouTube dan FB itu. Namun S sempat membuktikan dan menunjukkan kepada Tribun bahwa Dimas memiliki tanda di belakang leher kiri bagian belakang kepalanya, sama seperti tanda yang dimiliki Nyoman. (dic)