Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korban Pemenggalan Dikubur Tanpa Tangan dan Kaki

Zainudin dikuburkan tanpa telapak kaki dan telapak tangan. Diduga Zainudin dibunuh akibat sengketa

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Korban Pemenggalan Dikubur Tanpa Tangan dan Kaki
int
ilustrasi 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Sarifah Sifah

TRIBUNNEWS.COM, LARANTUKA - Situasi di wilayah konflik Adobala dan Redon Tena, Kecamatan Kelubagolit, Kabupaten Flores Timur (Flotim), pascapemenggalan kepala seorang lelaki, warga Redon Tena, masih panas. Situasi ini terasa ketika warga Desa Redon Tena menguburkan korban mutilasi yang teridentifikasi bernama Zainudin Galo Mitan (67), Selasa (2/7/2013).

Zainudin dikuburkan tanpa telapak kaki dan telapak tangan. Diduga Zainudin dibunuh akibat sengketa tanah yang berkepanjangan antara warga tetangga Desa Adobala dan Redon Tena sejak tahun 1980-an yang menelan korban dua warga Desa Adobala.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, proses penguburan korban berjalan dalam situasi panas. Ribuan warga dari dua desa bersengketa berjaga-jaga di wilayah masing-masing. Namun tidak terjadi kontak senjata. Bupati dan rombongan belum bisa masuk ke wilayah konflik, bahkan tidak bisa mengikuti seremoni pemakaman korban.

Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Flotim, Komisaris Polisi (Kompol) David Joseph, ditemui hari Selasa (2/7/2013) mengatakan, situasi di lokasi konflik masih memanas.

Selain korban warga Redon Tena, dua anggota polisi juga terluka pada bagian kepala dan badan. Namun saat ini, kondisi kedua anggota polisi itu sudah membaik.

Ia mengatakan, Polres Flotim sudah menurunkan enam pleton anggota ke lokasi konflik. Dari enam pleton, dua pleton dari Brimob Maumere, Kabupaten Sikka. Polisi juga meminta bantuan TNI.

Berita Rekomendasi

"Melihat situasi seperti ini, kami meminta bantuan anggota Polda NTT," katanya.

Bupati Flotim, Yoseph Lagadoni Herin, yang dihubungi, Selasa (2/7/2013) siang, mengatakan, Pemerintah Kabupaten Flotim telah menetapkan kasus Adobala versus Redon Tena masuk bencana sosial.

"Saat ini pihak keamanan bersama pemerintah tengah meredam situasi agar tidak meluas. Bantuan logistik untuk warga juga tengah disiapkan," kata Yosni.

Yosni mengatakan, ia bersama Kapolres, Dandim 1624 Flotim, DPRD sedang berada di Waiwerang, Ibu kota Kecamatan Adonara Timur untuk meredam konflik.

"Saat ini fokus pemerintah masih pada bantuan kemanusiaan. Setelah situasi mereda, kita akan bahas langkah lanjutan untuk menyelesaikan masalah," katanya.

Sumber: Pos Kupang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas