Bom Panci Tasikmalaya Diduga Ulah Teroris
Ledakan bom rakitan di Mapolsek Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat, patut dicermati sebagai aksi kelompok teroris.
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ledakan bom rakitan di Mapolsek Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (20/7/2013) sekitar pukul 01.45 WIB, patut dicermati sebagai aksi kelompok teroris.
Kelompok teroris biasanya membuat kekacauan atau beraksi mendekati momentum hari kemerdekaan. Penyerangan terhadap polisi lalu lintas Polres Tasikmalaya Kota Aiptu Widartono, juga terjadi pada Senin (13/5/2013) silam, setelah disergapnya kelompok terois Abu Roban di beberapa tempat di Bandung, Kendal, Lampung, Jakarta, dan Banten.
Belakangan, orang yang melempari petugas kepolisian Tasikmalaya Kota dengan bom rakitan, ternyata masih terkait jaringan Abu Roban.
Wiliam Maksum sebagai tangan kanan Abu Roban, mengenal pria yang menyerang polisi di Tasikmalaya bernama Irwan alias Salim alias Dias.
Menyikapi peristiwa ledakan bom panci di Tasikmalaya, Mabes Polri pun langsung melakukan langkah-langkah dengan menurunkan Tim Densus 88 Antiteror Polri, untuk membantu tim penyidik Polda Jawa Barat menuntaskan kasus tersebut.
“Sejak dini hari tadi, tim Densus 88 dibantu Bareskrim Polri sudah mem-backup tim Penyelidik Polda Jabar,” kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen Ronny Franky Sompie kepada Tribunnews.com, Sabtu (19/7/2013).
Jenderal polisi bintang dua menjelaskan, pihaknya masih mendalami hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
“Sementara ini dapat disimpulkan bahannya low explosive,” jelanya.
Ditanya kemungkinan pelaku peledakan bom panci merupakan kelompok teroris Abu Roban yang belum lama ini diungkap Tim Densus 88, Ronny belum bisa memastikan.
“Kaitan dengan kelompok mana, masih bergantung hasil penyelidikan yang sedang dilakukan tim penyelidik gabungan yang sudah turun ke lokasi kejadian dan melakukan penyelidikan secara intensif,” papar Ronny.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai saat ditemui wartawan di Restoran Bumbu Manado Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta Selatan mengungkapkan,berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, ternyata Lebaran pun menjadi target para teroris, seperti yang dilakukan kelompok Farhan cs yang menyerang sejumlah pos polisi di Solo.
“Mari kita sama-sama waspadai itu, dan sama-sama mencegah supaya tidak terjadi, karena yang rugi kita semua,” beber Ansyaad.
Sang purnawirawan polisi pun mengimbau semua elemen masyarakat jangan lengah, karena kelompok Abu Roban cs masih banyak yang berkeliaran, meskipun pentolannya, Abu Roban sudah tewas diterjang peluru petugas.
“Kita tidak boleh lengah, karena masih banyak kelompok Abu Roban yang belum tertangkap. Mereka cukup aktif di berbagai tempat. Ada indikator-indikator cukup kuat bahwa mereka akan action, seperti kita lihat tahun lalu, ini menjelang Lebaran. Saya tidak ingin menakuti, tapi mereka masih eksis,” tuturnya. (*)