Bom Panci Dikira Suara Ban Pecah
LAGI, polisi di Tasikmalaya luput dari maut menyusul teror bom yang menimpa mereka. Teror pertama terjadi di Pos Lalu Lintas di simpang
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- LAGI, polisi di Tasikmalaya luput dari maut menyusul teror bom yang menimpa mereka. Teror pertama terjadi di Pos Lalu Lintas di simpang Jalan Mitra Batik, Kota Tasikmalaya, beberapa waktu lalu. Bom yang digeletakkan pelaku di dalam pos gagal meledak. Padahal di dalam ada dua petugas.
Pelaku malah ketahuan petugas. Petugas pun mengejar pelaku yang berlari ke arah Jalan Cipedes II. Namun pelaku terdesak karena masuk gang buntu. Ia kemudian mengeluarkan pistol rakitan dan langsung menembak ke arah kedua petugas yang mengejarnya.
Beruntung pistol gagal meledak. Kedua petugas Satlantas, Aiptu Wida dan Briptu Wahyu, berupaya melumpuhkan pelaku. Pada saat petugas akan membekuk, di luar dugaan ia mengeluarkan pisau dan menusuk-nusukkan kepada Wida hingga tumbang. Wahyu sigap dan segera menembak pelaku hingga tewas di tempat.
Aksi teror bom di Mapolsek Rajapolah juga gagal melukai petugas. Padahal saat itu di dalam ada empat petugas piket, yakni Briptu Yus Jailani, Aiptu Feri Mulyana, Bripka Solihin, dan Brigpol Dwi. "Jika tutup panci mengarah ke ruang depan Mapolsek yang terbuka, mungkin ceritanya akan lain. Tapi alhamdulillah, kami masih diberi perlindungan Allah swt," tutur salah seorang petugas.
Saat meledak, posisi tutup panci memang mengarah ke jalan raya sehingga puluhan butiran timah serta paku yang berada di dalamnya menyembur ke arah jalan. Tutup panci presto melayang hingga sejauh 20 meteran. Efek ledakan yang menimpa Mapolsek hanyalah debu-debu bekas bahan peledak yang beraroma karbit serta belerang.
Para petugas itu baru saja pulang patroli keliling. Briptu Yus misalnya saat itu akan memasang alat pengisi baterai ponsel miliknya. "Tiba-tiba terdengar suara ledakan. Semula dikira ban pecah yang memang sudah biasa didengar. Tapi setelah dilihat ternyata ledakan ada di depan kanan, mengeluarkan asap hitam dan api," ujarnya.
Kabid Propam Polda Jabar, Kombes Sudrajat, yang meninjau lokasi kejadian petang hari, mengatakan, salah satu penyebab peristiwa tersebut akibat kelemahan pengamanan. Gerak-gerik pelaku jauh dari pantauan petugas baik dari luar maupun dari dalam Mapolsek. "Di kanan dan kiri bangunan Mapolsek pun tidak ada pagar. Kami minta untuk dipagar," ujar Sudrajat. (stf)