Kerusuhan Puger Membuat Jamaah Darussolihin Takut Melaut
Kerusuhan Puger membuat nelayan yang kebetulan menjadi jamaah Ponpes Darussolihin tidak bisa melaut
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Surya, Sri Wahyunik
TRIBUNNEWS.COM, JEMBER - Kerusuhan Puger membuat sejumlah nelayan yang kebetulan menjadi jamaah Ponpes Darussolihin takut melaut. Mereka tidak melaut dalam dua hari terakhir. Padahal saat ini ikan jenis lemuru dan tongkol sedang melimpah di laut selatan Puger.
Mereka tidak bisa melaut karena kuatir menjadi sasaran aksi balas dendam dari kelompok lain. Untuk menuju dermaga yang menjadi tempat bersandarnya perahu, nelayan yang berada di sekitar Ponpes Darussolihin harus melintasi rumah Ustad Fauzi dan kelompoknya.
Karena itu, mereka ketar-ketir jika harus melintas jalan di sekitar rumah tersebut. Karenanya, sejumlah nelayan memilih libur meskipun artinya tidak mendapatkan penghasilan.
"Ya terpaksa libur, ini sudah dari kemarin libur. Mau gimana lagi, agak khawatir kalau lewat sana," ujar Sutrisno yang ditemui Surya usai salat Jumat di Masjid Darussolihin.
Bukan hanya tidak melaut, istri dan anak Sutrisno juga sampai diungsikan. Kebetulan rumah Sutrisno berada di pinggir jalan. Setelah peristiwa Rabu (11/9/2013) lalu, ia segera mengungsikan anak dan istrinya ke tempat yang jauh dari jalan raya. Ia khawatir, rumahnya menjadi sasaran amuk massa yang selesai mengikuti pemakaman Eko Mardi Santoso, Kamis (12/9/2013).
Sutrisno menuturkan, gerobak ikannya saja sudah rusak dalam peristiwa Rabu lalu. Karenanya, ia saat ini memilih mencari aman demi keluarganya. Sutrisno tidak sendiri, temannya sesama nelayan yang menjadi jamaah pondok itu juga merasakan hal yang sama. Sedangkan Hafid, warga lainnya tidak sampai merasa takut meskipun ada kerusuhan di sekitar rumahnya.
"Saya tidak mihak kelompok sana atau sini. Niat saya ibadah, mau salat di masjid mana saja yang saya sukai," kata Hafid usai shalat Jumat di Masjid Darussolihin.
Dalam beberapa hari terakhir, ikan jenis lemuru dan tongkol melimpah di laut Puger. Oleh karena itu, meskipun terjadi kerusuhan di Puger, nelayan yang tidak memihak kedua kelompok itu tetap saja melaut. Sejumlah orang juga masih lalu lalang mengantar ikan menuju tempat pemindangan ikan di sekitar pondok itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.