Usai Santap Nasi Bungkus, Anggota FPI Bubarkan Diri dan Batal ke Bali
Sekitar 200-an orang yang tergabung dalam Front Pembela Islam (FPI) berdemo menolak kontes Miss World di Banyuwangi.
Laporan Wartawan Surya, Sri Wahyunik
TRIBUNNEWS.COM – Sekitar 200-an orang yang tergabung dalam Front Pembela Islam (FPI) berdemo menolak kontes Miss World di Banyuwangi. Acara dalam bentuk istighosah itu dilakukan di jalan masuk Stasiun Banyuwangi Baru yang berjarak sekitar 100 meter dari Pelabuhan Ketapang.
Di jalan masuk mereka menggelar aksi doa bersama atau istighosah. Massa FPI datang dari sejumlah kota di Jawa Timur antara lain Jember, Mojokerto, Jombang, Pasuruan Sidoarjo juga Pulau Madura, dan dari Banyuwangi sendiri.
Massa FPI berkumpul di rumah Ketua DPD FPI Jawa Timur Habib Haidar al-Hamid di Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. Berdasarkan laporan yang diterima pihak Satlantas Polres Jember ada 212 orang yang berangkat dari Jember. Mereka berasal dari sejumlah kota tersebut.
Mereka ke Banyuwangi diangkut oleh bus, minibus dan mobil. "Patwal mengawal sampai perbatasan, kemudian dijemput oleh Patwal Polres Banyuwangi," ujar Kanit Patroli Satlantas Polres Jember Aiptu Sumardjan, Sabtu (14/9/2013).
Setibanya di Banyuwangi, massa berdoa dan berorasi. Habib Haidar mengatakan kontes Miss World tidak pantas diadakan di Indonesia. Menurutnya penyelenggaran Miss World di Bali itu melanggar UU tentang Pornografi dan Pornoaksi. Sebab foto-foto kontestan yang hanya memakai bikini beredar di internet. "Kontes Miss World tidak pantas digelar di Indonesia, tidak cocok dengan budaya Islam dan budaya Indonesia. Bali itu masih bagian dari NKRI," kata Haidar.
Setelah berdoa bersama, massa hendak menyeberang ke Bali melalui Pelabuhan Ketapang. Tetapi aksi mereka diadang oleh aparat keamanan yang jumlahnya dua kali lipat lebih banyak dibandingkan pendemonya. Polisi memblokade jalan memakai kawat besi dan sebuah water canon. Polisi juga menyiagakan ratusan personelnya di Pelabuhan Ketapang.
FPI yang sebelumnya ngotot akan masuk pelabuhan, akhirnya mengurungkan niatnya setelah Kabid HUmas Polda Jawa Timur, Kombes Awi Setiyono bernegosiasi dengan massa. Menurut Awi, FPI diminta melaporkan langsung dugaan pelanggaran hukum itu ke Mabes Polri.
Setelah mendapat penjelasan itu, mereka balik kanan dan kembali ke Stasiun Banyuwangi Baru. Usai menyantap nasi bungkus, massa bubar dan menuju kendaraan pengangkut. Mereka kembali ke kota masing-masing.
Awalnya FPI mengklaim akan berdemo diikuti oleh ribuan massa di Pelabuhan Ketapang. Ternyata aksi hanya diikuti oleh ratusan orang. Aksi di Pelabuhan Ketapang sendiri secara tegas ditolak oleh Kapolda Jatim Irjen Unggung Cahyono karena akan mengganggu penyeberangan dari Pulau Jawa ke Bali.