Di Pedalaman Harga Gula Pasir Capai Rp 25 Ribu
di kecamatan pedalaman, pasalnya kenaikan gula sudah menyentuh Rp 25 ribu per kilonya.
Editor: Budi Prasetyo
Gula Lokal Sudah Datang
TRIBUNNEWS.COM MELAWI, -Kelangkaan gula pasir yang terjadi sejak beberapa pekan terakhir, membuat masyarakat Melawi semakin resah. Terutama mereka yang tinggal di kecamatan pedalaman, pasalnya kenaikan gula sudah menyentuh Rp 25 ribu per kilonya.
“Di tempat saya Kota Baru. Gula mencapai Rp 22 ribu sampai Rp 25 ribu, ini sudah keterlaluan, padahal sebelumnya masih di kisaran Rp 16 ribu,” kata Dedi Hermawan warga asal Kota Baru yang menetap di Nanga Pinoh Melawi Jumat (25/10/2013).
Dedi mengungkapkan, kenaikan tersebut baru saja terjadi beberapa hari ini, justru disaat gula pasir lokal asal Jawa tiba di Kabupaten Melawi. Anehnya gula yang dijual di Kota Baru merupakan gula Malaysia.
“Saya curiga ini permainan agen, kalau gula lokal sudah datang kenapa gula Malaysia masih dijual dengan harga tinggi, berarti stok gula Malaysia yang lama masih ada. Kenapa baru sekarang dijual, inikan aneh,” kata Dedi lagi.
Sementara itu gula di desa Kerangan Purun Kecamatan Sayan mencapai Rp 22 ribu per Kg. Kondisi ini juga membuat masyarakat yang tinggal di tepian sungai itu menjadi resah, apalagi dengan kenaikan gula, barangnya terbatas.
“Kalau harga mungkin kita tidak bisa berbuat banyak, ini sudahlah harganya mahal barangnya sulit didapat lagi. Saat masyarakat akan membeli gula di Nanga Pinoh, oleh agen dibatasi, sebanyak 2 Kg. Sementara jika untuk dijual kembali diperbolehkan membeli sampai 20 Kg,” kata Kades Kerangan Purun Wando.
Sementara di Desa Penyengkuang Kecamatan Sokan harga gula pasir mencapai Rp 25 per Kg. Hal ini tentu saja membuat masyarakat di sana resah, masyarakat berharap pemerintah segera mengatasi persoalan ini. “Kalau di kecamatan masih di kisaran Rp 18 ribu, namun kalau di desa-desa sudah mencapai Rp 25 ribu,” kata Tokoh masyarakat Sokan Samsar.
Sementara itu kadis perindagkop Melawi Apeles Itang mengungkapkan, beberapa hari lalu, agen sudah mendatangkan gula pasir dari Jawa. Sehingga dia meminta masyarakat tidak perlu khawatir lagi disaat akan membeli gula.
“Saya sudah tanya ke agen, mereka sudah mendatangkan gula pasir lokal dari Jawa, namun untuk jumlahnya saya tidak tahu persis,” katanya.
Kata Apeles, karena gula sudah tersedia di Melawi, dia mengharapkan kerjasama agen agar tidak memanfaatkan kesempatan dengan menimbun gula demi mencari keuntungan, apalagi dengan cara menjual stok gula lama dengan harga yang tinggi.
“Kalau masih ada stok gula ya dijual sewajarnya saja, janga memanfaatkan kesempatan, kasihan masyarakat.” Katanya.
Kendati gula lokal sudah tiba di Melawi, apeles mengakui harga jual gula pasir masih belum stabil. Untuk menindaklanjuti persoalan tersebut, pada Senin depan pihaknya akan melakukan rapat bersama dinas provinsi membahas masalah gula.
“Mudah-mudahan dari rapat tersebut ada solusi terbaik untuk mengatasi persoalan gula ini. Sehingga masyarakat tidak perlu lagi resah dengan kebutuhan gula,” katanya.
Apeles mengatakan, untuk mengatasi masalah gula selama ini, memang tidak bisa serahkan sepenuhnya kepada disperindag, sebab masalah tersebut merupakan tugas bersama, termasuk bea dan cukai yang ada di perbatasan.
“Terkadang kita yang menjadi sasaran, kenapa gula Malaysia banyak beredar di Melawi, padahal pengawasan itukan ada di bea cukai, kalau gula sudah sampai sini kita mau apakah lagi,” pungkasnya. (ali)