Puluhan Warga Klaten Terserang Penyakit Mirip Chikungunya
Setelah dia mengalami penyakit yang memiliki ciri penyakit cikungunya tersebut, dua anggota keluarga yang tinggal dalam
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Obed Doni Ardiyanto
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Sedikitnya 25 warga Desa Srebegan, Kecamatan Ceper, terserang penyakit yang diduga chikungunya. Mereka diduga terserang sejak dua pekan terakhir. Salah satu korban yang terkena bernama Legiman (50), warga desa setempat.
"Awalnya, saya merasakan demam disertai nyeri persendian, hingga mengalami lemas mendadak. Saya tiba-tiba tidak bisa jalan, karena sakit pada persendian kaki. Padahal, sehari sebelumnya hanya berada di lingkungan rumah dan tidak melakukan kegiatan di luar rumah," katanya, di Klaten, Senin (16/12/2013).
Setelah dia mengalami penyakit yang memiliki ciri penyakit cikungunya tersebut, dua anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah dengannya juga terkena sakit yang sama.
"Setelah saya, beberapa hari kemudian dua anak saya juga kena penyakit yang gejalanya sama dengan saya. Khawatir terserang chikungunya, kita segera periksa ke rumah sakit terdekat," tambahnya.
Terkait penyakit yang menyerang warganya tersebut, Kepala Desa Srebegan, Purwanto, mengatakan penyakit yang diderita warga memiliki gejala yang serupa yakni pusing, meriang, badan tiba-tiba lemas dan seperti orang lumpuh. Bahkan, dalam satu rumah terdapat lebih dari dua warga yang terserang.
"Dalam dua minggu saja sudah 25 warga yang terserang. Sebagian besar hingga menjalani rawat inap di rumah sakit. Lantaran kondisi yang dinilai cukup meresahkan warga, kami segera melaporkan hal ini kepada pihak Puskesmas Ceper untuk ditindaklanjuti dengan penyemperotan atau fogging. Apalagi penyakit itu sudah menyebar di wilayah Dukuh Klegen dan Dukuh Srebegan," urainya.
Sementara itu, Kasi Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang Subdin Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit (P2) Dinkes, Herry Martanto, menuturkan jika penyakit yang diderita warga Srebegan memiliki gejala klinis yang mengarah ke Chikungunya. Namun Dinkes Klaten belum dapat menyatakan penyakit itu merupakan Chikungunya tanpa ada uji laboratorium.
"Kami sudah meminta petugas untuk mengambil sampel dari warga yang terserang penyakit dengan ciri-ciri itu, dan belum mendapatkan pengobatan. Penyakit dengan ciri-ciri tersebut bisa saja hanya demam biasa atau rematik, karena saat ini sedang musim penghujan dan iklimnya dingin. Selain Srebegan, kami belum mendapatkan laporan dari kecamatan lainnya," jelasnya.
Herry juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap penyakit yang disebarkan oleh nyamuk, dengan langkah preventif. Meskipun tidak ada warga sekitar yang terjangkit penyakit, namun warga diharapkan tetap membasmi jentik nyamuk.
"Musim peralihan, saat ini menuju musim penghujan, biasanya nyamuk mudah berkembang biak," ujarnya. (oda)