Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bebas Bersyarat Corby Bawa Berkah Bagi Tukang Ojek

Cung Riadi yang sehari-harinya berprofesi sebagai guide di daerah Kuta ini tiba-tiba beralih profesi sebagai tukang ojek kameraman media asing.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Bebas Bersyarat Corby Bawa Berkah Bagi Tukang Ojek
Kompas.com/ Eviera Paramita Sandi
Cung Riadi, tukang ojek pengantar fotografer media asing yang meliput pembebasan bersyarat Corby. 

TRIBUNNEWS.COM DENPASAR, - Di balik prosesi pembebasan bersyarat Ratu Marijuana asal Australia, Schapelle Leigh Corby ternyata ada seseorang yang mendapat berkahnya selama kurang lebih 1 minggu ini. Dia adalah Cung Riadi.

Cung Riadi yang sehari-harinya berprofesi sebagai guide di daerah Kuta ini tiba-tiba beralih profesi sebagai tukang ojek kameraman media asing.

Seperti diketahui sejak adanya kabar bahwa Corby akan dibebaskan secara bersyarat, banyak wartawan asing yang berebut memburu gambar Corby dan keluarganya. Para pewarta gambar ini tentu saja tidak dapat melakukan tugasnya sendirian, mereka memerlukan orang untuk antar jemput.

Riadi, pria asal Situbondo yang sudah lama menetap di Bali ini mendapatkan keberuntungan disewa kameramen asing untuk mengejar Corby dengan bayaran Rp 300.000 per hari. Hanya saja, masa kerja dia cukup lama, yakni dari pukul 06.00 pagi hingga pukul 23.00. Dia menjadi ojek untuk kameramen media asing sejak enam hari yang lalu.

"Saya bisa mencari tambahan penghasilan yang cukup banyak untuk keluarga di Jawa," katanya kepada Kompas.com, Senin (10/2/2014).

Namun dia mengakui pekerjaannya ini tidak selalu menyenangkan. Ia menceritakan bahwa selama satu minggu ini, ia dipaksa bekerja nonstop dan tidak jarang harus menempuh bahaya. Contohnya, sang kameraman media Australia memintanya untuk ngebut di jalanan demi mendapatkan gambar Corby dan menyelinap ke rumah keluarga Corby melalui atap samping rumah. Bahkan dia pernah harus bersembunyi di kantor imigrasi berjam-jam untuk menghindari petugas keamanan yang tidak mengizinkan wartawan masuk.

Berita Rekomendasi

"Sebenarnya saya takut kerja beginian. Ini bahaya lho, tapi ya ada uangnya besar, ya saya pikir kenapa nggak? Saya mau saja lah, itung-itung pengalaman seperti detektif," katanya sambil tertawa.

Jarak tempuh yang ia lalui pun tidak dekat dan memakan waktu yang lama. Ia juga menyesalkan sikap orang asing yang adat istiadatnya berbeda dengan warga lokal. Tidak jarang ia dimarahi dan dibentak karena menjalankan motornya kurang cepat atau tidak halus. Namun ia tidak dapat menolak karena sudah dibayar mahal.

"Mereka itu ya gitu, saya kesal sebenarnya sama mereka, suka seenaknya sendiri perintah orang mentang-mentang mereka bayar," kata Riadi dengan nada kesal.

Riadi juga mengatakan bahwa ia pernah diminta menunggu sang fotografer dari pagi hingga malam tanpa diberi makanan apapun. Belakangan ia tahu bahwa sang fotografer itu ternyata sedang berpesta di sebuah kafe, sedangkan ia berjam-jam menunggu di parkiran.

Namun Riadi mengatakan bahwa apa yang dilakukannya ini demi mencari nafkah untuk
keluarganya. Ia berharap agar kasus Corby ini segera usai sehingga dia dapat segera pulang dan beristirahat.

"Ya, semoga saja kasus ini hari ini selesai, soalnya saya capek, pengen pulang, istirahat," tutupnya.
Penulis    : Kontributor Denpasar, Eviera Paramita Sandi

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas