Korban Banjir Jateng Akhirnya Dibolehkan Tunda Bayar Angsuran Kredit
Sejumlah bank telah menyiapkan skema khusus bagi para debitur, yang angsuran kreditnya berpotensi macet.
Laporan Wartawan Tribun Jateng Deni Setiawan
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Sejumlah bank telah menyiapkan skema khusus bagi para debitur, yang angsuran kreditnya berpotensi macet akibat berbagai bencana alam di Jawa Tengah.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional IV Semarang Y Santoso Wibowo menyatakan, potensi kredit macet akibat bencana di Jateng tahun ini sedikitnya Rp 365,75 miliar.
"Potensi kredit macet tertinggi di BRI mencapai Rp 112 miliar," kata Santoso, Selasa (25/2/2014).
Bank-bank lain yang berpotensi mengalami kredit macet termasuk Bank Jateng (Rp 92,4 miliar), Bank Mandiri (Rp 35 miliar), BCA (Rp 55,5 miliar) dan BNI (Rp 71 miliar).
Pimpinan lima bank inilah, yang menemui Santoso untuk menyampaikan recana pemberlakuan skema khusus terhadap debitur korban bencana.
Ketua Tim Humas Bank Jateng Irianto Harko Saputro mengatakan, pihaknya menyiapkan berbagai kemudahan guna meringankan beban debitur yang terkena dampak bencana. Mulai penundaan membayar angsuran hingga penjadwalan ulang angsuran.
"Kami akan memverifikasi dan memeriksa di lapangan. Apabila semua upaya penyelamatan kredit tidak dimungkinkan, langkah terakhir yang kami ambil yakni penghapusan buku (pemutihan)," jelas Irianto.
Menurutnya, langkah yang diambil tersebut mengacu pada peraturan Bank Indonesia (BI) PBI 7/2/PBI/2005 per tanggal 20 Januari 2005 dan SE BI Nomor 7/3/DPNP per tanggal 31 Januari 2005.
Aturan tersebut, diberlakukan secara khusus apabila ada debitur yang terkena dampak kejadian tidak terduga seperti gempa bumi, banjir, ledakan gunung berapi, hingga tanah longsor.
"Berdasarkan data yang kami himpun, potensi kredit macet pada 2014 ini mencapai Rp 92,4 miliar. Jumlah debitur yang terkena dampak sebanyak 496 rekening. Sektor yang paling tinggi mengalami kerugian sektor perdagangan hingga Rp 59,7 miliar dan posisi kedua yakni perikanan sebanyak Rp 31 miliar," jelasnya.
Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) BRI Semarang Achmad Chairul Gani mengatakan pihaknya sedang menurunkan tim khusus untuk memverifikasi besaran, jumlah, maupun wilayah yang terkena dampak banjir dan tanah longsor.
"Data sementara, potensinya telah mencapai sekitar Rp 103 miliar. Di pembiayaan mikro Rp 81 miliar dan ritel Rp 22 miliar. Kabupaten Kudus dan Jepara yang cukup parah karena perekonomian sempat lumpuh total beberapa hari," jelas Gani.