Pedagang Satwa Lindung di Jatim Pindah Jualan Lewat Internet
Banyak jalan menuju Roma, petitih itu tampaknya jadi pegangan bagi pedagang satwa lindung di Jawa Timur.
Laporan Tim Liputan Khusus Surya
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Banyak jalan menuju Roma, petitih itu tampaknya jadi pegangan bagi pedagang satwa lindung di Jawa Timur.
Betapa tidak, ketika petugas gencar merazia perdagangan satwa lindung di pasar, para pedagang langsung memindah jalur transaksi melalui laman daring atau internet.
Kekinian, jalur daring bahkan menjadi favorit, karena dinilai lebih aman.
Rosek Nursahid, Chairman ProFauna Indonesia, mencatat sepanjang Februari 2013, ada 222 iklan yang menawarkan satwa lindung di internet.
Iklan-iklan ini, umumnya dipasang di jejaring sosial seperti Facebook dan forum-forum seperti Kaskus.
Beraneka jenis satwa lindung bisa didapatkan melalui iklan daring, termasuk elang, kukang, trenggiling, kakatua, dan primata jenis owa.
Ada pula organ tubuh satwa, seperti gading gajah dan kulit harimau.
"Secara keseluruhan, rata-rata setiap bulan muncul 200 iklan penawaran seperti ini," jelas Rosek.
Upaya pencegahan transaksi daring, lanjutnya, tidak mudah. Apalagi, kalau iklan dipasang di jejaring sosial atau forum.
"Di Kaskus, misalnya, admin baru memblokir iklan penjualan satwa langka setelah kami buat laporan. Sistem mereka belum dirancang otomatis memblokir iklan-iklan seperti itu," tuturnya.
Berbeda dengan situs jual-beli atau toko daring seperti tokobagus.com atau berniaga.com.
Dengan tokobagus.com, misalnya, ProFauna telah menjalin kerjasama sehingga setiap iklan satwa lindung langsung difilter dan diblokir.
Pedagang daring juga sulit ditangkap, karena umumnya mereka menolak bertemu langsung dengan pembeli.