Arman Gagal Selesaikan Ujian Karena Kanker Darah
empat dua hari mengikuti ujian, Arman gagal menyelesaikan seluruh materi Ujian Sekolah di SD 007 Nunukan.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Sempat dua hari mengikuti ujian, Arman gagal menyelesaikan seluruh materi Ujian Sekolah di SD 007 Nunukan.
Penyakit kanker darah yang menggerogotinya dua bulan terakhir menyebabkan anak pasangan Hamzah dan Aminah ini harus menyerah. Ia mesti dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan.
Aminah mengatakan, sebenarnya sudah sejak dua bulan belakangan putranya itu menderita panas dibadannya. Dua hari pertama, ia masih memaksakan diri mengikuti ujian di sekolahnya.
Namun pada hari ketiga, darah keluar dari hidungnya sehingga ia harus dilarikan ke RSUD Nunukan. Pihak RSUD Nunukan lalu merujuknya ke RSUD Tarakan, karena Arman terindikasi kanker darah.
“Dibawa rumah sakit Tarakan karena menurut rumah sakit Nunukan kena kanker darah. Di Nunukan tidak ada obatnya. Ada bilangnya di Tarakan,” ujarnya.
Dengan diantarkan perawat RSUD Nunukan, Arman kemudian dibawa ke Tarakan. Berbekal surat rujukan ia mendapatkan perawatan di RSUD Tarakan.
Namun pihak RSUD Tarakan ternyata tak bisa berbuat banyak untuk mengobatinya. “Alasannya dokter, tidak ada obatnya juga di Tarakan. Ini harus dibawa ke Surabaya atau Jakarta,” ujarnya.
Wanita yang hanya bekerja sebagai tukang cuci pakaian ini tentu saja tak mampu memenuhi permintaan dokter untuk membawa anaknya ke Surabaya atau Jakarta.
“Saya jawab, dokter saya orang tidak mampu. Jadi disarankan, bawa pulang Nunukan nanti dari Nunukan dirujuk kembali ke Surabaya atau Jakarta,” ujarnya.
Arman juga diminta segera dikeluarkan dari RSUD Tarakan, karena dikhawatirkan penyakitnya semakin parah.
“Harus keluar karena penyakit di sini banyak. Takut menjangkiti, pindah ke Arman,” ujarnya.
Meskipun biaya selama di rumah sakit menjadi tanggungan pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), namun Aminah tetap saja merasa kebingungan.
Untuk biaya transportasi dari Nunukan ke Tarakan saja, ia hanya mendapatkan sumbangan dari pihak sekolah di tempat anaknya belajar.
“Ini uang diberikan Rp1.800.000. Satu juta saya bayar dari Nunukan. Sampai Tarakan belanja lagi untuk makanan di rumah sakit,” ujarnya.
Saat dikeluarkan dari rumah sakit, Arman dan ibunya harus menumpang di rumah kerabatnya di Tarakan.
“Jadi kami ada rumah keluarga di sini. Dari rumah sakit diantar ambulans ke sini dibayar Rp150.000,” ujarnya.
Arman dan ibunya, Selasa (27/5/2014) siang ini kembali lagi ke Nunukan. “Dia masih pusing kepalanya, badannya lemas.
Panas dingin, sudah dingin panas lagi, karena tidak ada obat diberikan dari rumah sakit,” ujar wanita yang tinggal mengontrak bersama anaknya itu di Jalan TVRI Nunukan RT 02.