Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Ubrak-abrik Tenda Kaum Ibu yang Tolak Pabrik Semen Rembang

Situasi di lokasi pembangunan pabrik PT Semen Indonesia, Kecamatan Gunem, Rembang, Jawa Tengah, dikabarkan masih mencekam.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Reza Gunadha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Situasi di lokasi pembangunan pabrik PT Semen Indonesia, Kecamatan Gunem, Rembang, Jawa Tengah, dikabarkan masih mencekam pascabentrokan antara warga dengan aparat kepolisian, Senin (16/6/2014).

Sekretaris Jenderal Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) Rahmat Ajiguna mengatakan, sampai Senin malam sekitar pukul 21.30 WIB, warga setempat yang mayoritas kaum ibu dan anak-anak masih bertahan di tapak pabrik.

"Berdasarkan laporan kawan-kawan di sana, kaum ibu dan anak-anak masih bertahan di tenda mereka di lokasi pembangunan pabrik. Alat berat belum juga ditarik. Anggota polisi dan tentara mengobrak-abrik tenda, lampu dan makanan mereka," kata Rahmat Ajiguna, Senin malam.

Ia mengatakan, Kapolres Rembang Ajun Komisaris Besar Muhammad Kurniawan menginstruksikan tidak boleh ada penerangan maupun akses bantuan makanan dari daerah perkotaan Rembang ke lokasi tenda warga.

"Akses menuju lokasi pembangunan pabrik itu ditutup aparat, sehingga arus solidaritas aktivis dan warga Rembang lain kepada mereka terhambat," tuturnya.

Sebelumnya, agenda peletakan batu tambang semen di Rembang, Jawa Tengah, Senin siang tadi, berujung bentrok. Warga sekitar lokasi yang melakukan penolakan dan aksi blokade terlibat bentrok dengan polisi dan tentara yang menjaga areal pabrik semen.

"Satu kompi tentara dikerahkan untuk menahan dulur-dulur (saudara-saudara) yang bersembunyi di semak-semak sekitar pertigaan jalan masuk pabrik. Dengan kawalan tentara dan polisi, satu truk yang ditumpangi santri masuk ke tapak pabrik. Rencananya mereka akan menggelar doa untuk peletakan batu pertama. Tapi terjadi bentrok," ujar Aktivis Forum Komunikasi Masyarakat Agraris, Taqiyuddin.

Aksi blokade warga di Rembang, Jawa Tengah menjadi pilihan terakhir setelah warga tidak pernah diberi kesempatan untuk menyuarakan berbagai pelanggaran yang telah dilakukan selama persiapan proyek pembangunan pabrik semen PT Semen Indonesia di Rembang.

Warga tidak pernah tahu informasi yang jelas mengenai rencana pendirian pabrik semen. Tidak pernah ada sosialisasi yang melibatkan warga desa secara umum, yang ada hanya perangkat desa dan tidak pernah disampaikan kepada warga.

Dokumen AMDAL tidak pernah disampaikan terhadap warga. Tidak pernah ada penjelasan mengenai dampak-dampak negatif akibat penambangan dan pendirian pabrik semen.

Sementara Kapolres Rembang AKBP Muhammad Kurniawan, membantah isu adanya bentrok antar warga dengan aparat. Dia tegaskan tak ada bentrok.

"Karena ibu ibu menghalangi lalu lintas maka oleh anggota digeser agar kendaraan bisa lewat. Tapi tidak sampai ada bentrokan," kata Muhammad Kurniawan, Senin (16/6) sore.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas