Satpol PP Temukan 25 PSK Ber-KTP Jawa, Makassar Antisipasi Luapan PSK setelah Dolly Tutup
PEKERJA seks komersia (PSK) dari Surabaya, Jawa Barat (Jabar), dikabarkan sudah menyeberang ke Makassar dan beberapa daerah lain di Sulsel.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - PEKERJA seks komersia (PSK) dari Surabaya, Jawa Barat (Jabar), dikabarkan sudah menyeberang ke Makassar dan beberapa daerah lain di Sulsel.
Sebagian PSK yang "nganggur" akibat penutupan Kawasan Gang Dolly di Surabaya diduga menjadikan Sulsel sebagai "lahan" baru.
Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar sudah mencium kedatangan eks Dolly ke Kota Angin Mammiri. Makassar pun "siaga Dolly".
Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP) dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait diperintahkan mengantisipasi kedatangan eksodus Dolly.
"Kami sudah menerima perintah dari pemkot untuk melakukan razia di tempat hiburan malam (THM) mengantisipasi eksodus Dolly," ujar Kepala Sub Bagian (Kasubag) Keuangan Satpol PP Makassar, Muh Iqbal Asnan SH, di Makassar, Selasa (24/6) malam.
Dalam rentetan razia Satpol PP Makassar di sejumlah THM, ditemukan 25 PSK ber-kartu tanda penduduk (KTP) dari Pulau Jawa.
"Kami tidak bisa pastikan mereka eksodus Dolly karena tidak ada yang mengaku dari Gang Dolly. Tapi KTP mereka dari Jawa," kata Iqbal.
Operasi "siaga Dolly" dilancarkan Makassar sejak awal pekan lalu.
Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal MI memimpin rapat koordinasi dengan SKPD di ruang kerjanya, lantai 11, Balaikota Makassar, Jl Ahmad Yani, Makassar, Senin (23/6).
Rapat itu terkait penertiban PSK dan antisipasi "serangan eks Dolly" jelang Bulan Suci Ramadan.
Rapat dihadiri dinas tenaga kerja, dinas sosial, dinas kependudukan dan catatan sipil, Satpol PP, bagian pemerintahan, dinas pariwisata, serta dan sejumlah camat terkait, seperti Camat Panakukang, Wajo, dan Ujung Pandang.
"Perlu adanya antisipasi di awal terkait eks Dolly, adanya pekerja musiman, beberapa persoalan sosial, serta sarana penunjang di beberapa hotel menjelang Ramadan," kata Deng Ical, sapaan Syamsu Rizal.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan UKM Kota Makassar, Andi Bukti Djufrie, mengatakan, pihaknya akan memberlakukan wajib lapor bagi perusahaan terkait ketenagakerjaan untuk antisipasi hal tersebut.
Kepala Dinas Catatan Sipil Makassar Nielma Palamba, mengaku akan melakukan antisipasi eks dolly dengan memperketat pada proses pengambilan surat domisili atau pun penerbitan KTP.
"Untuk pengurusan KTP tidak dapat dilakukan jika yang bersangkutan tidak memiliki surat pindah dari tempat asal," kata Nielma.
Satpol PP, kepolisian, dan SKPD terkait sudah memeriksa identitas para PSK di sepanjang Jl Nusantara.
Beberapa THM yang menjadi sasaran operasi itu, antara lain, Rimadona, Kios Lips, Bar Nusa Dua, Kios Mekar, Kios Melodi, Makassar Pub, dan Bar Rasa Sayang.
Kepala Kepolisian Resor Pelabuhan Makassar, AKBP Wisnud Buddaya, mengatakan, operasi identitas PSK ini akan ruting dilakukan setiap malam.Hal itu dilakukan guna mengantisipasi nusantara jadi pelarian PSK Doly.
"Sasaran operasi tadi malam ada KTP, dan ada beberapa PSK yang diamankan karena tidak memilik KTP,"Kata Wisnu.
Selain di THM, antisipasi pelarian Doly ini ,dilakukan pengamanan ketat di pelabuhan yang menjadi pusat kedatangan orang luar ke Makassar.
Jl Nusantara
Kawasan Jl Nusantara di bibir pantai Makassar diduga menjadi sasaran eks Dolly. Tribun menelusuri kawasan itu untuk "mencari eks Dolly", kemarin.
Kawasan Jl Nusantara sepi. Tak satupun wanita yang memangngil-manggil bagi para laki-laki yang lewat. Beberapa THM yang tertutup seperti, Lae Lae Karaoke, Melodi Cafe, Cindy Karaoke, Dhika Koraoke, Mirama, Baji Cafe, dan Ariel Karaoke.
Dua pintu THM yang terbuka, Rimadona dan Adipira 2. Henri, staf pengamanan Rimadona Cafe, mengaku tidak pernah melihat adanya wanita baru yang bekerja di tempat itu. "Tidak ada yang baru. Itu-itu terusji,"katanya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Doni, penjaga Adipura 2. "Belum ada yang baru. Mauki main kah?" katanya.
Dia mengaku belum menerima karyawati baru. "Belum ada pelayan baru, masih pelayan lama yang bekerja di sini. Biasanya kalau memang ada yang baru atau seperti yang kita bicarakan dari Dolly, pasti saya tahu soalnya kan sistem mendaftar juga kalau mau masuk," jelas Doni.
Hal senada disampaikan Penjaga Cafe dan Karaoke Rimadona, Heru.
Ketua Asosiasi Usaha Hiburan Malam (AUHM), Zulkarnaen, membantah jika ada eks Dolly sudah masuk Makassar.
Menurutnya, PSK eks Dolly pasti akan memilih tempat yang ramai dikunjungi, sementara di Nusantara tidak ada tempat PSK, hanya tempat karaoke dan panti pijat.
"Kalau 20 tahun lalu Nusantara memang terkenal. Sekarang, sudah tidak lagi. Jumlah semua tempat hiburan hanya 19, tempat karaoke 14, sisanya panti pijat. Bar sudah tutup, seperi Modonna dan Galaxi. Tahun 2015," jelas Zulkarnaen.
Dia memperkirakan eks Dolly akan lebih memilih ke Palopo dan Kalimantan. "Saya kira mereka akan lari ke Palopo dan Kalimantan. Apa dia mau dapat kalau ke Makassar. Semua tempat hiburan sudah sepi. Apalagi mau masuk Ramadan. Tidak mungkin. Kami juga akan cegah jika ada mau masuk ke Makassar," kata Zulkarnaen.(mulyadi/ansar lempe/hasan basri/ilham mengenre)