Korban MH17 Itu Bikin Kursus Gratis di Rumahnya di Bali
Bangunan itu telah didirikan sejak dua tahun lalu. Saat itu, Sujana yang sedang training di Resort Menjangan mendapat tips Rp 1,7 juta dari tamunya.
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan wartawan Tribun Bali, Lugas Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA - Sebuah bangunan tanpa dinding seluas enam kali empat meter berdiri di samping rumah Ketut Kinastra, Dusun Banyuwedang, Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.
Bangunan memperlihatkan jika dibangun seadanya. Bertiang pipa setinggi tiga meter dan dan tambahan sedikit kayu pasak untuk memperkokoh. Atapnya terbuat dari daun kelapa. Di dalamnya ada sebuah papan putih, tulisan kalimat bahasa Inggris masih belum sempat terhapus dari papan itu. Di depan papan itu ada sebuah alat massage yang juga berfungsi sebagai meja. Di sisi selatan ada rak kayu tua.
Ketut Kinastra, ayah Sujana mengatakan, bangunan itu digunakan anak sulungnya yang menjadi korban tewas penerbangan Malaysia Airlines MH17 sebagai tempat mengajar bahasa Inggris anak-anak di sekitar rumahnya.
Bangunan itu telah didirikan sejak dua tahun lalu. Saat itu, Sujana yang sedang training di Resort Menjangan mendapat tips Rp 1,7 juta dari tamunya. Kemudian, ia bercerita kepada ayahnya ingin mendirikan tempat kursus bahasa Inggris gratis di rumahnya untuk anak-anak tidak mampu. Kinastra sempat kaget dengan keinginan anaknya itu. Uang itu terlalu kecil untuk mendirikan sebuah bangunan.
"Tapi kemudian saya bersedia bantu. Saya buat tiang dari pipa karena kalau pakai kayu harganya lebih mahal. Kemudian atap dari daun kelapa. Seadanya yang penting jadi bangunan dulu," katanya.
"Saya ingat dulu kalau ingin beli spidol harus jualan es keliling terlebih dahulu. Tapi muridnya sering tidak ngerti, buat mainan corat-coret spidol itu. Ia cuma diam saja yang penting muridnya bisa belajar," ucapnya.
Mendiang Sujana mengajar sendiri anak-anak di rumahnya itu jika sedang liburan kuliah atau seminggu sekali pulang ke rumah untuk mengajar. "Waktu liburan panjang dia sendiri yang mengajar seminggu dua kali, seminggu sekali pulang ke rumah untuk mengajar," jelasnya.
Selain mengajar bahasa Inggris, ia juga mengajar spa dan massage di rumahnya. Bangunan itu selain digunakan sebagai mengajar bahasa Inggris juga untuk mengajar massage. Siswa-siswi Sujana berasal dari desa Pejarakan, Sumberkima dan Pemuteran. Jumlahnya belasan. Selain itu, tempat itu juga digunakan untuk praktik massage. "Tamu-tamu asing banyak massage di sini. Bukan karena tempatnya, tapi karena pelayanan Sujana enak," katanya.
Biar tidak bosan, setelah selesai belajar sore hari, muridnya itu diajak pergi ke pantai, lokasinya 2 kilometer di belakang rumahnya. Ia mengajak anak-anak itu menanam terumbu karang. Pantai itu dinamakan Jana Beach, namanya sendiri.
Tetapi terumbu karangnya itu sering dirusak orang-orang tidak bertanggungjawab. Sujana pun geram. "Orang-orang tidak bertanggungjawab," kata Kinastra menirukan ucapan Sujana.
Sujana berasal dari keluarga tidak mampu. Ia sempat tidak sekolah setamat SD selama setahun dan memilih membantu orangtua bekerja. Kemudian Pak Salim tetangganya menawarkan sekolah di SMP terbuka Singaraja karena kegigihan Sujana. Sujana pun senang dan bersekolah di SMP itu. Setamat SMP ia melanjutkan sekolah di SMK Pariwisata Nusa Dua. Setelah tamat dia training di Resort Menjangan, Desa Pejarakan selama enam bulan. Waktu itu bosnya Mr Ben. Mr Ben kagum dengan keuletan Sujana dalam bekerja.
"Waktu Sujana training dia rajin menawarkan barang-barang Resort Menjangan ke tamu-tamu. Banyak terjual. Mr Ben heran dengan anak itu, baru training kok begitu gigihnya bekerja. Dia sempat menanyakan kenapa tidak kuliah saja. Sujana jawab tidak ada biaya. Ben mengecek ke rumahnya melihat gerobak es Sujana. Dia percaya. Akhirnya Ben membantu kuliah Sujana, katanya.
Selain biaya kuliah dibantu Ben. Sujana juga mendapatkan beasiswa bidik misi di D3 Perhotelan Undhiksa. Selama kuliah, Sujana sempat kerja di Bar Nusa Dua sebagai penari selama enam bulan. "Dia menari-nari di depan orang minum. Dia pesan ke saya kalau ada yang menanyakan tidak usah ditannggapi," katanya.