'Machica Mochtar' di Sepanjang Kawasan Puncak, Tukang Ojek Panen Rezeki
Kemacetan panjang di kawasan puncak membuat tukang ojek panen rezeki tiga kali lipat dibanding hari biasa.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Sejak H+1 Lebaran, kawasan Puncak, Jawa Barat, menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang paling diminati pengunjung. Tak heran, 'machica mochtar' (bahasa gaul macet total) melanda seputar area menuju Puncak.
Bahkan kemacetan total di Puncak bisa membuat mobil-mobil dari arah Jakarta harus rela antri berjam-jam. Situasi ini menjadi peluang yang membuat puluhan tukang ojek panen rezeki.
Seperti yang dilansir Warta Kota , dalam sehari saja selama musim liburan Lebaran ini, para tukang ojek tersebut bisa meraih pemasukan hingga Rp 150.000 per hari.
Bahkan Bambang (27), salah satu tukang ojek yang biasa mangkal di depan Pasar Cisarua, mengaku bahwa pendapatannya saat ini meningkat hingga tiga kali lipat dari yang diperolehnya di hari biasa.
“Pernah saya antar orang ke Cianjur pas Lebaran kedua, saat Puncak satu arah ke Bogor. Waktu itu, ongkosnya Rp 130.000,” ujarnya.
Ojek memang menjadi alternatif warga dan pendatang untuk beraktivitas di kawasan Puncak, mengingat kemacetan kerap membuat banyak kegiatan terganggu. Akhirnya banyak yang beralih menggunakan jasa ojek yang lebih gesit dan cepat.
“Banyak yang minta diantar ke pool Damri di Bogor. Mungkin yang mau ke Bandara, kalau naik angkot bisa kejebak macet sampai berjam-jam. Saya patok ongkos ke Bogor Rp 100.000,” kata pria yang baru setahun jadi tukang ojek ini.
Sesuai pantauan Warta Kota , Jumat (1/8) pagi ini di kawasan Puncak masih diberlakukan satu jalur. Kendaraan dari arah Gadog yang menuju Puncak didominasi kendaraan pribadi dengan plat B. Sebaliknya, masih banyak bus wisata yang mengarah ke Puncak.
Arus lalu lintas yang menuju Puncak mengalami ketersendatan menjelang Pasar Cisarua dan Taman Safari Indonesia. Setelahnya, lalu lintas lancar dan pengemudi bisa memacu kendaraannya dengan kecepatan antara 50-60 km/jam.