Limbah Mercuri yang Meracuni Warga Teunon Sudah Diambang Batas Maksimum
Limbah merkuri (air raksa) yang mengalir ke sungai, tidak hanya mematikan ribuan ikan di Krueng Geumpang dan Tangse, Pidie, tapi juga meracuni warga
Editor: Sugiyarto
Sampel itulah kelak yang akan dianalisis secara kimia untuk mengetahui mengapa perubahan massal itu terjadi secara tiba-tiba.
Sementara itu, Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah berharap dalam waktu dekat Aceh memiliki gambaran lengkap tentang kondisi kesehatan warga yang terkait langsung dengan aktivitas tambang emas tradisional maupun yang berada di wilayah sebaran merkuri dalam Provinsi Aceh.
Untuk itu, ia instruksikan kepada Kepala Dinas Kesehatan dan instansi terkait untuk segera memeriksa organ tubuh sebagian warga yang dicurigai selama ini terpapar merkuri akibat penambangan emas rakyat secara ilegal di Pidie, Aceh Jaya, dan Aceh Selatan.
“Kita perlu segera mendapatkan kondisi organ tubuh, terutama hati, pankreas, dan ginjal warga di areal tambang emas dan di daerah aliran sungainya, supaya cepat dilakukan tindakan medis yang tepat untuk mereka,” ujar Gubernur Zaini kepada Serambi, Senin (25/8) sore.
Zaini sempat beranalogi, kalau ikan yang mati massal di Krueng Tangse dan Krueng Teunom hati, pankreas, dan ginjalnya sudah positif keracunan merkuri, bukan tidak mungkin fenomena yang sama menimpa warga Teunom dan lainnya.
Apalagi berdasarkan tes rambut, sudah terbukti kadar merkuri di rambut sebagian warga Teunom sudah maksimal.
“Ini tentu sangat membahayakan mereka saat ini, anak yang kelak mereka lahirkan, maupun generasi Aceh ke depan,” kata Zaini Abdullah. (rul/dik)