Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kadishub Samarinda Berang Ditanya Soal Terminal Timbang

Orang bisa bicara, tapi lihat kondisi dilapangan. Semua orang boleh bicara, tapi secara teknis saya yang tahu. Saya akan tantang siapa yang mengatakan

Editor: Sugiyarto
zoom-in Kadishub Samarinda Berang Ditanya Soal Terminal Timbang
Tribun Jogja
ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Doan Pardede

TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Terhitung sudah dua kali periode Walikota Samarinda berganti dan empat empat kali pergantian Kepala Dinas Perhubungan (Dishub), Terminal Timbang di Jalan M Rifaddin Km 2,5 Loa Janan Ilir tetap mangkrak.

Terminal yang sudah menghabiskan dana Rp 20 miliar tersebut, pembangunannya dimulai tahun 2003 saat Kadishub Samarinda dijabat HM Yamin, kemudian berganti ke Sulaiman Sade, Supriyadi Semta, Suko Sunawar dan tahun 2013 hingga saat ini dijabat oleh Addullah.

Kadishub Samarinda Abdullah sendiri, ketika dikonfirmasi di rumah jabatan Walikota Samarinda Jl S Parman, belum lama ini terkait apakah soal terminal timbang tersebut dirinya mempunyai target atau akan menjadi Kadishub kelima yang gagal terlihat berang.

Pertanyaan seperti itu kata Abdullah, baik yang dilontarkan media massa atau DPRD Samarinda dinilai terlalu menyudutkan dirinya.

"Katanya terminal itu nggak jalan, ada target nggak mau menjalankan itu? ya saya bilang target menjalankan," kata Abdullah.

Komisi III sendiri belum lama ini meminta, agar sebelum dilakukan rehab total semua permasalahan yang ada dan siapa yang bertanggungjawab harus jelas.

Berita Rekomendasi

"Orang bisa bicara, tapi lihat kondisi dilapangan. Semua orang boleh bicara, tapi secara teknis saya yang tahu. Saya akan tantang siapa yang mengatakan (bermasalah)," katanya.

Semua kepala dinas, kata Abdullah, tentunya punya target. Tapi juga harus dilihat kondisi di lapangan dan apa-apa yang bisa dikerjakan. Diakuinya, sejak awal menjabat ditahun 2013 memang ada beberapa Pekerjaan Rumah (PR) yang harus dituntaskan.

"Ya secara bertahap bisa kita lakukan. Kita lihat kondisi dilapangan, kita lihat kemampuan anggaran kita, jangan menimbulkan masalah. Saya lebih baik tidak mengerjakan sesuatu, daripada nanti menimbulkan masalah. Siapa yang mau begitu, kita kembali kepada prosedur," katanya.

Menurut Abdullah, terminal timbang yang sudah 10 tahun tidak dioperasikan tersebut, memang sudah salah sejak perencanaan dan itulah yang diterima dimasa jabatannya ini.

Yang perlu perbaikan menurutnya bukan hanya terminal timbang tapi juga beberapa fasilitas di terminal kargo secara keseluruhan.

Total anggaran yang kembali diusulkan Rp 10 miliar adalah untuk merehab ulang terminal agar sesuai dengan kondisi Kota Samarinda yang ada saat ini.

Salah satunya untuk kapasitas muatan truk yang bisa masuk terminal, harusnya lebih besar dari yang sudah terbangun saat ini.

Ditargetkan, terminal kargo baru harus bisa melayani kendaraan hingga roda 16. Dan diharapkan APBD Samarinda yang ada bisa mendukung rehab total tersebut.

"Paling tidak, 2016, 2015 sudah bisa digunakan. Walaupun saat ini itu kondisinya sangat perlu perbaikan. Termasuk bukan hanya jembatan timbang, tapi semua fasilitas yang ada didalamnya itu perlu perbaikan," kata Abdullah.

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas