Uang Hasil Narkoba Habis Sehari untuk Foya-foya
Ia menghabiskan uang Rp 20 juta di diskotek dalam hitungan hari. Selain menjadi kurir, RS juga pengguna narkoba.
Editor: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JATENG - Siapa yang tak suka uang, apalagi didapatkan dengan taruhan nyawa? Foya-foya menjadi media RS menghamburkan uangnya dari jasa sebagai kurir narkoba sindikat internasional. Berikut sambungan laporan eksklusif Tribun Jateng.
Ia menghabiskan uang Rp 20 juta di diskotek dalam hitungan hari. Selain menjadi kurir, RS juga pengguna narkoba. "Saya bercerai dengan suami. Sejak itu kehidupan saya hancur hingga akhirnya tak punya apa-apa dan terdesak kebutuhan ekonomi," kisah RS.
Lain lagi dengan cerita Indah (bukan nama sebenarnya). Terpidana seumur hidup asal Bandung, Jawa Barat itu mengatakan, terjerumus jaringan narkoba karena anak pertamanya meninggal karena narkoba. Saat itu, Indah kerap mendapat perlakuan buruk anaknya.
Suatu hari, karena tak bisa memberi uang, anaknya menjambak rambut Indah dan menariknya dari lantai dua kantornya. "Semua orang di kantor saya melihat itu. Saya tidak ingin ada ibu lain yang merasakan hal serupa," ujar Indah (55), yang meminta agar kantor tempatnya bekerja tidak ditulis.
Singkat cerita, Indah bisa masuk ke jaringan narkoba karena mengetahui semasa hidup, anaknya selalu membeli putaw ke jaringan langganannya. Dari situ ia bisa bertemu dan dekat dengan bandar besar narkoba.
Untuk dapat masuk ke jaringan itu, Indah melakukan segalanya. Termasuk membuatkan rekening untuk sang bandar atas namanya. Ia juga sempat bertemu kurir yang "ditugaskan" mengambil barang haram tersebut. "Karena pertemuan itu saya seperti ini. Saya dianggap penghubung," sambungnya.
Indah merasa dijebak. Saat menjalani pemeriksaan, ia mengungkapkan sebuah nama. Nama itu diyakini Indah sebagai tangan kanan bandar, sebut saja Bunga. Bunga juga sudah dipanggil penyidik. Namun anehnya, kata Indah, Bunga tidak dijerat.
"Mama saya berusia 80 tahun. Dan anak bungsu saya masih kecil. Siapa yang akan merawat mereka?" tutur Indah yang kini harus menjalani hari-hari di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Semarang, Jawa Tengah.