Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ditembak Oknum Polisi, Kaki Tukang Ojek Diamputasi

Setelah kehilangan kaki kiri yang diamputasi karena membusuk, Huzer dilarikan ke RS Charitas karena racun telanjur naik ke jantungnya.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Ditembak Oknum Polisi, Kaki Tukang Ojek Diamputasi
net
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Penderitaan Huzer (45), pengojek yang kakinya ditembak Bripka MD, personel Polres Banyuasin, belum berakhir. Setelah kehilangan kaki kiri yang diamputasi karena membusuk, Huzer dilarikan ke RS Charitas karena racun telanjur naik ke jantungnya.

Dia dirawat intensif di HDU Lantai III RS Charitas. Selasa (11/11/2014), ruang tunggu di RS nampak penuh oleh keluarga pasien. Mereka menunggu dengan menggelar tikar. Beberapa ada yang tidur dengan selimut. Ada pula yang sibuk menelepon dan mengobrol dengan sesama penunggu pasien.

Khoiri, adik ipar Huzer, terlihat lesu. Bola matanya sayu.

"Namanya kami punya keluarga. Saya tidak tega melihat Huzer," kata Khoiri.

Huzer, warga Perumnas Griya Mulya Kelurahan Rimba Asam Kecamatan Betung, telah menjalani operasi dua kali. Operasi pertama pengambilan peluru dan operasi kedua kaki kirinya dipotong.

"Ikhlas tidak ikhlas, ya harus ikhlas. Lebih baik kehilangan kaki daripada nyawa," ujar lelaki yang mengenakan kaos itu.

Operasi pertama dilakukan malam hari setelah Huzer tiba di RS Myria, Minggu (2/11/2014). Namun ternyata racun sudah menjalar ke tubuhnya.

Berita Rekomendasi

"Naik ke paru-paru, jantung, dan ginjal," katanya. Sehingga diharuskan untuk amputasi.

Huzer tahu jika kaki kirinya akan diamputasi. Istrinya yang memberitahu. "Huzer juga sudah ikhlas," katanya.

Namun, racun sudah telanjur menjalar. Huzer harus cuci darah. Sehingga ia dirujuk ke RS Charitas. "Senin sore kami pindah kemari," ujar lelaki yang mengenakan celana panjang itu.

Khoiri menjelaskan, dari Bripka MD kurang ada itikat baik. Ia berharap, ada satu atau dua orang yang ikut menunggu, sehingga tahu perkembangan Huzer.

"Kalau sewaktu-waktu rumah sakit minta uang, kami tidak perlu pusing. Biar mereka tahu perkembangan Huzer juga," ujarnya.

Khoiri dan keluarga sudah cukup berat memikirkan Huzer. Jika harus memikirkan biaya, maka beban mereka semakin berat. "Kami ini orang kecil. Satu juta saja kami tidak punya," katanya.

"Kami memang belum menuntut apapun. Yang kami pikirkan baru kesembuhan Huzer," ujar lelaki berkumis itu.

Keluarga juga belum memikirkan mengenai masa depan Huzer.

"Istrinya berjualan di terminal Betung, anaknya dua. Tamat SMA dan kelas 4 SD," kata Khoiri.

Sumber: Tribun Sumsel
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas