Polisi Berlebihan Menangani Unjuk Rasa Mahasiswa di Makassar
Fadel menilai polisi berlebihan dalam melakukan pengamanan aksi unjuk rasa
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bekas Gubernur Gorontalo, Fadel Muhammad, menyayangkan aksi demo menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di kampus Universitas Negeri Makassar yang berakhir ricuh.
Fadel menilai polisi berlebihan dalam melakukan pengamanan aksi unjuk rasa itu.
"Saya mengikuti (pemberitaan) demo BBM. Penanganan keamanan polisi berlebihan," ujar Fadel di DPP Golkar, Jakarta, Sabtu (15/11/2014).
Fadel bercerita saat menjabat Gubernur Gorontalo, dia meminta langsung kepada Kapolda agar penanganan aksi unjuk rasa ditangani dengan cara yang baik.
"Kasihan mahasiswa karena mahasiswa ini ingin tampil menyampaikan pesan. Kita nggak bisa hindari keinginan mahasiswa menyampaikan aspirasi dengan demo. Kita yang harus mengayomi mereka untuk tidak anarkis," tukas Fadel.
Sebelumnya, aksi demonstrasi menolak rencana pemerintah mencabut subsidi bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi di Makassar berujung rusuh, Kamis (13/11/2014) sore. Polisi masuk ke kampus Universitas Negeri Makassar (UNM).
Sejumlah mahasiswa yang diduga ikut aksi parlemen jalanan menolak rencana pemerintah mencabut subsidi BBM, ditangkap. Lima jurnalis yang meliput aksi penyerangan polisi justru menjadi korban kekerasan. Polisi melarang pengambilan gambar dan coba merebut kamera jurnalis.
Sebelum aksi penyerangan, Wakapolrestabes Makassar AKBP Totok Lisdiarto, dilaporkan terkena panah dan empat wartawan terluka.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.