Efek Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Diprediksi Hanya Tiga Bulan
Dikatakan Gunawan Benjamin, pengamat ekonomi Sumut, memprediksi inflasi Sumut akan bergerak dalam rentang 7,2 persen hingga 7,7 persen
Editor: Budi Prasetyo
* Pengamat Prediksi Inflasi 2,5 Persen
TRIBUNNEWS.COM.MEDAN, - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter yang mengakibatkan melambungnya harga-harga sejumlah kebutuhan pokok akan memicu inflasi.
Dikatakan Gunawan Benjamin, pengamat ekonomi Sumut, memprediksi inflasi Sumut akan bergerak dalam rentang 7,2 persen hingga 7,7 persen Year on Year (tahunan). Angka ini terutama disumbangkan dari kenaikan keseluruhan harga komoditas pangan, tarif angkutan, serta tarif jasa.
Sementara untuk inflasi bulanan, Gunawan memperkirakan akan menambah beban inflasi sebesar 2,5 persen untuk Sumut. Sehingga ekspektasinya jika harga BBM naik sebulan kemudian responnya akan sangat terasa.
"Namun, kenaikan harga BBM itu terjadi menjelang akhir bulan, bukan di awal bulan. Sehingga porsi yang paling besar kenaikan harga BBM terjadi di bulan Desember mendatang," ujarnya.
Dengan kenaikan sebesar 2.000 tersebut, diperkirakan inflasi secara YoY sebesar 7 persen akan terjadi di bulan Desember.
"Untuk bulan November saya pikir besarannya masih di sekitar 6 persen. Dampak dari kenaikan harga BBM itu sendiri akan terjadi dalam kurun waktu tiga bulan," ujarnya.
Untuk bulan pertama kenaikan harga BBM akan berdampak pada kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat, selanjutnya di bulan kedua kenaikan harga BBM akan membuat tarif angkutan menyesuaikan. Sehingga saya melihat potensi kenaikannya akan bertahan. Dan setelah bulan ketiga laju tekanan inflasi akan sedikit memudar dan setelah itu akan kembali normal.
Namun dampak buruk dari kenaikan harga BBM tersebut akan menekan daya beli masyarakat kita dalam waktu yang cukup lama.
"Kenaikan upah di awal tahun akan membuat daya beli masyarakat kita membaik. Sehingga kenaikan harga BBM menjelang akhir tahun ini akan cepat pulih di awal tahun 2015 mendatang. Khususnya setelah kenaikan gaji pertama di bulan Januari," katanya.
Pasca kenaikan harga BBM bersubsidi sejumlah harga kebutuhan pokok yang terpatau masih bergerak dalam kondisi normal.
"Harga kebutuhan sayur mayur dan ikan yang bergerak naik bisa diakibatkan oleh dua kemungkinan, pertama memang ada efek kenaikan harga BBM atau dikarenakan oleh sisi pasokan yang berkurang," katanya.(abe)