Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Susi Pasrah Kulit Anaknya Melepuh Setelah Minum Obat

Menghabiskan hari hanya rebahan di tempat tidur tanpa aktivitas laiknya manusia sehat.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Susi Pasrah Kulit Anaknya Melepuh Setelah Minum Obat
Keluarga Susi Irawati (34) 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Fajar Eko Nugroho

TRIBUNNEWS.COM, PEMALANG - Dina Rasafina bocah empat tahun warga Dukuh Pekunden Kelurahan Pelutan Kecamatan Pemalang terbaring lemah di ranjang Ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit (RS) Santa Maria Pemalang sejak tanggal 7 November 2014 lalu.

Hanya sehelai sarung yang membalut tubuh mungilnya. Tatapan matanya pun kosong seolah menahan sakit yang dideritanya. Sudah lebih dari tiga minggu, ia tak berdaya. Menghabiskan hari hanya rebahan di tempat tidur tanpa aktivitas laiknya manusia sehat.

Kondisinya amat miris dan begitu memprihatinkan, kulit Dina melepuh setelah mendapatkan pengobatan sakit demam di klinik milik dr Adhi Setiawan. Kini sekujur tubuh mungil Dina penuh luka menganga dan kondisinya kritis.

Dina Rasafina, divonis menderita alergi obat. Kondisinya saat ini harus menjadi bunga tempat tidur pasca mengalami penyakit yang ia derita.

Anak dari pasangan Sukirno (42) dan Susi Irawati (34) ini awalnya hanya mengalami sakit panas atai demam tinggi. Kemudian oleh orang tuanya ia dibawa ke tempat praktek dr Adhi Setiawan di Pemalang. Namun bukannya membaik, Dina malah mengalami kondisi lebih parah setelah mendapatkan di klinik tersebut.

"Pada awalnya anak saya sakit panas. Takut terjadi apa-apa, saya panik dan langsung membawanya ke klinik dr Adhi Setiawan. Setelah dipriksa kemudian anak saya diberi obat puyer dan syrup,"ujar Susi Irawati saat di temui di RS Santa Maria, Pemalang, Jumat (28/11).

Berita Rekomendasi

Sesampainya dirumah, lanjut dia, ia langsung memberikan obat yang telah di berikan dr Adhi Setiawan di klinik tadi.

"Saya datang ke klinik sehabis maghrib, namun pada pagi harinya sehabis subuh, saya panik saat melihat disekujur tubuh anak saya tiba-tiba mengalami bentol-bentol seperti terkena cacar air yang penuh nanah. Apalagi tubuhnya sangat panas dan mengalami kejang-kejang,"jelas dia.

Setelah itu, ia bersama suami mendatangi tempat klinik dr Adhi Setiawan untuk menanyakan dan memeriksa kondisi yang dialami anak satu-satunya itu.

"Pertamanya saya kira Dina sakit cacar air, namun hanya dalam hitungan jam disekujur tubuhnya luka bentol kecil kemudian berubah menjadi lebar dan seperti luka bakar. Ya sudah saya langsung bawa ke klinik dr Adhi Setiawan,"ungkapnya.

Oleh dr Adhi Setiawan, ia diberi surat rujukan ke RS Santa Maria untuk mendapatkan perawatan medis lebih lanjut.

"Pas sudah datang di RS ini, kondisi anak saya kejang-kejang dan mengalami luka seperti luka bakar yang menyebar disekujur tubuhnya,"katanya.

Setelah dirawat di RS Santa Maria, kata Susi, ia ditanya oleh dr jaga tentang jenis obat apa yang sudah diberikan kepada anaknya. Namun, ia hanya menjawab obat puyer dan syrup.

"Pas baru datang di RS ini, saya diminta untuk membuang obat puyer dan syrup yang diberikan dr Adhi Setiawan. Sebab, kata dokter jaga RS ini obat itu jangan dipakai lagi karena tidak cocok,"ujar perempuan yang setiap hari bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga ini.

Selama dua minggu lebih, ia dan suaminya hanya bisa pasrah melihat kondisi Dina yang semakin hari semakin memburuk. Bahkan, tiga hari terakhir kondisinya kritis.

"Sudah tiga hari terakhir ini kondisi anak saya kritis, bahkan kemarin Kamis (27/11) malam sekitar pukul 18.00, anak saya sempat dikira sudah meninggal dunia, sebab detak jantung dan nadi anak saya sempat terhenti sejenak. Namun tak berselang lama kembali muncul,"katanya.

Susi mengungkapkan, penyakit yang diderita anak pertamanya itu merupakan musibah dari allah SWT. Ia tidak menyalahkan pihak dr Adhi Setiawan ataupun pihak yang lain.

"Saya sudah ikhlas, ini semua adalah cobaan dari Allah SWT kepada saya dan suami. Insyaallah jika diberikan kesembuhan, saya yakin anak saya akan sembuh. Namun, jika pada akhirnya tidak bisa diselamatkan, hanya yang diatas yang tahu rahasia kehidupan ini,"ujar Susi seraya menampakan kesedihan yang terlihat dari air mata yang berlinang di kedua matanya.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas