Sang Putri Yang Tersandera Akhirnya Bisa Tersenyum
Sebilah pisau sudah melintang di leher Putri. Gunawan, orang yang sehari-hari ditemuinya tak menolong. "Kami tidak berani mengambil anak itu,"
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Surya, Sugiyono
TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - "Tenang, tidak ada apa-apa. Sudah aman," ujar seorang pria dengan nada rendah.
"Tidak apa-apa ya nak. Ini calon Polwan," timpal seorang perempuan berjilbab di sampingnya.
Seruan menyejukkan itu terdengar dari salah satu kamar Rumah Sakit Gresik, Jawa Timur, Rabu (17/12/2014) siang. Beberapa orang di dalam kamar itu tertuju pada seorang gadis kecil yang terbaring.
Di atas ranjang rumah sakit, Zahriani Putri Agustin (9) menoleh ke kanan dan kiri ranjang, memperhatikan satu-persatu orang-orang yang berada di dekatnya. Tatapannya kosong seperti mengingat kejadian yang tak diharapkannya.
Jam menunjukkan pukul 09.00 WIB. Halaman sekolah SD Negeri Tlogopatut II riuh dengan suara anak-anak yang berlari ke sana kemari. Putri ikut menikmati jam istirahat, bermain bersama teman-temannya.
Dua jam sebelumnya, tepat pukul 07.00 WIB, Ahmad Fuad mendekati Serma Sugiono, anggota Provost di Markas Kodim 0817. Ia meminta pengamanan karena kalah judi Rp 2 juta di Mojokerto.
Fuad bersikeras dipertemukan dengan atasan Sugiono, agar dilindungi dari lawan mainnya berjudi yang mengancam akan membunuhnya. Ia pernah mengadu ke Polsek Kebomas juga tak digubris.
Pria ini putus asa. Tiba-tiba Fuad mengeluarkan sebuah pisau dapur, dan mencengkeram seorang siswa SD Negeri Tlogopatut II yang sedang asyik bermain di halaman sekolah.
Sebilah pisau sudah melintang di leher Putri. Gunawan, orang yang sehari-hari ditemuinya tak menolong. "Kami tidak berani mengambil anak itu," ujar pria penjaga sekolah.
Fuad, sambil menyandera Putri, mendatangi Kodim. Ia berteriak meminta diantarkan ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Perwira Seksi Personil Kapten ARH Suwanto berpura menjadi Komandan Kodim.
Ia merayu Fuad untuk bernegosiasi di ruang kerjanya. Negosiasi gagal, akhirnya Suwanto menyopiri Fuad sambil menyandera Putri menaiki mobil patroli menuju pelabuhan.
Sampai di lampu lalu lintas Jalan Veteran, tiba-tiba terdengar letusan senjata. Arahnya berasal dari kiri luar mobil patroli Kodim yang disopiri Suwanto.
Warga Jalan Saleh Sungkar, Mataram, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat itu tewas terkena tiga anak peluru anggota buser Polres Gresik, masing-masing di kepala dan dada.
"Aksi penembakan setelah pisau yang mengancam dada siswi saya rebut dan bocahnya sudah saya amankan. Anggota Buser Polres Gresik langsung menembak dari pintu kanan," ujar Suwanto.
Sekian jam setelah penyanderaan, kondisi Putri, sulung dari tiga bersaudara pasangan Agus Siswanto (40) dan Fadilah (38) membaik. Ia sudah bisa tersenyum dan bercanda setelah didampingi orangtua dan gurunya.
Fuad tinggal nama. Mayatnya dibawa ke ruang jenazah RSU Ibnu SIna Gresik. Semasa hidupnya, Fuad hanya ingin kembali ke kampungnya di Lombok Timur, setelah kalah judi Rp 2 juta.