Tantangan yang Dihadapi Relawan Saat Evakuasi Korban Longsor
Melakukan evakuasi korban bencana tanah longsor yang terjadi di Banjarnegara bukanlah perkara yang mudah bagi relawan
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Melakukan evakuasi korban bencana tanah longsor yang terjadi di Banjarnegara bukanlah perkara yang mudah bagi relawan.
Mereka harus melakukan perencanaan yang matang, mulai memperhatikan kondisi tanah yang masih labil, berlumpur dan tidak tahu persis di mana jenasahnya.
Amir Mutar selaku Ketua tim Rescue PKPU mengatakan, tidak mudah bagi tim evakuasi jenasah yang tertimbun di dalam tanah saat lokasinya sulit.
Ia mencontohkan, saat harus mengevakuasi satu orang korban meninggal dunia yang terhimpit mobil.
"Tim relawan harus hati-hati karena wilayah operasi terletak di pinggir sungai yang alirannya cukup deras, tanah labil," pungkas Amir Mutar selaku Ketua tim Rescue PKPU kepada Tribunnews, Kamis (18/12/2014).
Jika dilakukan sembarangan tanpa perhitungan, sangat membahayakan. Dalam evakuasi korban bencana, keselamatan relawan menjadi prioritas dan terpenting.
Untuk melakukan evakuasi jenasah korban, melibat anggota tim sebanyak 7 orang dengan menggunakan mesin semprot air, chain saw, cangkul, kapak dan sekop.
Tantangan lainnya adalah saat membawa jenasah. Terkadang mereka harus melintasi sungai dengan aliran yang cukup deras sehingga cukup membahayakan.
Menggunakan tali baja yang diikatkan di pohon, relawan pelan-pelan membawa jenasah menyeberangi sungai untuk dibersihkan dan diidentifikasi.
Data sementara hingga kemarin, korban tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kabupaten Banjarnegara, telah ditemukan 70 jenazah dan diperkirakan masih ada puluhan lagi korban yang masih tertimbun.
Sementara itu, jumlah pengungsi sudah mulai menurun yaitu 1.141 pengungsi yang tersebar di 10 titik pengungsian. Sebelumnya sekitar 1.800 warga mengungsi termasuk yang berada di luar Kecamatan Karangkobar. (Eko Sutriyanto)