Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Laksamana Cheng Ho Pernah Khotbah Jumat di Surabaya

"Bangunan masjid terinspirasi Masjid Niu Jie di Beijing, Tiongkok," kata Ustaz Ahmad Haryono, staf pengurus Masjid Cheng Hoo Surabaya.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Laksamana Cheng Ho Pernah Khotbah Jumat di Surabaya
Dokumentasi Tribun Jateng
Laksamanan Cheng Ho pernah berkhutbah Jumat Di Surabaya. Arsitektur Masjid Cheng Ho perpaduan Islam dan Tiongkok yang berada di Surabaya masih lestari hingga sekarang. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Laksamana Cheng Ho pernah mampir ke Tuban, Jawa Timur. Kepada warga pribumi, Cheng Ho mengajarkan tata cara pertanian, peternakan dan perikanan. Hal yang sama juga dilakukannya sewaktu singgah di Gresik.

Lawatan Cheng Ho berlanjut ke Surabaya. Tepat di hari Jumat, Cheng Ho mendapat kehormatan menyampaikan khotbah di hadapan warga Surabaya yang jumlahnya mencapai ratusan orang.

Kunjungan Cheng Ho lanjut ke Mojokerto yang saat itu menjadi pusat Kerajaan Majapahit. Raja Majapahit Wikramawardhana berkenan mengadakan audiensi dengan rombongan asal Tiongkok tersebut.

Konon, sejarah jejak Cheng Ho masuk Surabaya diawali penemuan sebongkah kayu berukuran besar oleh masyarakat di daerah Prapat Kurung. Panjangnya mencapai 9,10 meter dengan tebal 40 sentimeter. Kayu itu berulang kali digulingkan ke tengah agar hilang ditelan arus. Kayu tersebut tetap kembali lagi. Kayu itulah yang kemudian dipercaya sebagai pecahan kapal Cheng Ho.

"Enam abad lalu, saat berada di Surabaya pada hari Jumat, Chengho mendapat kehormatan menyampaikan khotbah di hadapan ratusan warga Surabaya," ungkap Lim Fuk Sham yang dikenal sebagai Ustaz Hasan, Ketua Pelaksana Harian Masjid Cheng Ho di Surabaya.

Lokasi penemuan kayu di Prapat Kurung, masyarakat membuat semacam gubuk. Di tempat itu, masyarakat Tionghoa juga melakukan persembahan dan sesaji. Gubuk itu sempat dipindah ke Jalan Gresik, Surabaya pada 1935. Terakhir dipindah ke Jalan Demak, Surabaya, dengan perubahan bentuk sebagai kelenteng, yang selanjutnya dikenal dengan nama Kelenteng Mbah Ratu.

"Di sinil nama Cheng Ho atau Sam Poo Kong memperoleh penamaan baru oleh masyarakat setempat, yakni Mbah Ratu," ujar Go Ka Bok, pengurus Kelenteng Sam Poo Tay Djien atau Kelenteng Mbah Ratu.

Berita Rekomendasi

Sebagai monumen atas muhibah Cheng Ho ke Surabaya, umat Islam di kota itu membangun Masjid Laksamana Cheng Hoo (Zheng He). Letaknya tepat di tengah kota. Masjid ini merupakan yang pertama di dunia yang diberi nama Cheng Hoo pada 2002.

"Bangunan masjid terinspirasi Masjid Niu Jie di Beijing, Tiongkok," kata Ustaz Ahmad Haryono, staf pengurus Masjid Cheng Hoo Surabaya.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas