Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Salah Kaprah, Lomba Goyang Dumang Libatkan Siswa SD

Tak semua setuju lomba goyang dumang melibatkan siswi-siswi SD dan SMP ini. Bahkan ada yang ketus dan menilai goyang tak memiliki nilai edukasi.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Salah Kaprah, Lomba Goyang Dumang Libatkan Siswa SD
Tribun Bali/I Putu Darmendra
Pelibatan anak-anak sekolah dasar di Bangli unjuk gigi dalam lomba goyang dumang salah kaprah. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Darmendra

TRIBUNNEWS.COM, BALI - Lagu dangdut koplo mix DJ berjudul goyang dumang yang dilantunkan Cita Citata mengalun di halaman kantor Bupati Bangli, Bali, Rabu (29/4/2015).

Sedari pukul 07.00 Wita, para peserta terdiri dari 60 SD dan 10 SMP se-Bangli sudah siap unjuk gigi berjoged ala orang-orang dewasa tersebut.

Satu kelompok yang terdiri lima sampai tujuh orang dipanggil ke panggung. Segera saja mixerman menekan tombol play. Goyang dumang pun mereka perlihatkan.

"Dandanan kalian oke, tapi geraknya biasa-biasa saja. Mangapnya itu juga tidak dapat," ujar seorang juri mengomentari para peserta.

Setelah komentar itu, peserta lain yang belum manggung terpacu memperbaiki penampilannya. Goyang anak-anak sekolah kali ini lebih dahsyat. Bibir mereka mangap seakan meniru Cita Citata.

Menurut panitia, lomba goyang dumang untuk mencari anak-anak berbakat. Goyang dumang dipilih karena pamornya sudah dikenal luas.

Berita Rekomendasi

"Goyang dumang itu keren dan sudah memasyarakat. Kami ingin temukan mereka yang berbakat dalam acara ini. Nanti kami juga akan menggelar lomba goyang baleganjur," ujar ketua panitia lomba, Nengah Budiarsa.

Tak semua setuju dengan lomba goyang dumang yang melibatkan siswi-siswi SD dan SMP ini. Bahkan ada yang ketus dan menyoroti serius goyang tersebut.

Wakil Ketua DPRD Bangli, Komang Carles mempertanyakan letak nilai pendidikan dalam acara lomba goyang dumang tersebut.

Pemerintah Bangli harusnya menggelar lomba-lomba yang sarat dengan nilai luhur budaya setempat. Semisal menulis aksara Bali, menari, metembang dan lomba lain yang berorientasi pada pelestarian budaya, bukan lomba tidak jelas maksud dan tujuannya.

"Tidak ada lomba seperti itu untuk anak-anak. Buatlah lomba yang bisa membangkitkan SDM. Saya melihat ini kurang tepat dan sangat disayangkan. Di mana letak nilai edukasinya," tanya kader partai Demokrat ini.

Ia meminta instansi pendidikan di eksekutif lebih berhati-hati menggelar lomba. Terlebih lomba tersebut digelar dalam rangkaian acara hari ulang tahun Kota Bangli. Seharusnya potensi budaya lokal diangkat hingga tak berangsur musnah oleh modernisasi.

"Paling tidak buat kegiatan yang merangsang kreativitas. Apalagi ini dalam hari ulang tahun Kota Bangli sehingga tetap lestari," tandasnya.

Hal senada diungkapkan anggota Komisi II DPRD Bangli, I Nyoman Gelgel Wisnawa. Ia berharap pemerintah mengkaji ulang lomba goyang dumang. Harusnya yang diprioritaskan adalah lomba yang mengangkat potensi lokal.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas