Bela Korban Penggusuran, Anggota Dewan Perempuan Ditendang Lalu Diciduk Satpol PP
“Dia nggak percaya kalau saya anggota DPRD. Katanya kalau saya bukan perempuan pasti sudah dibunuh,” ungkap politisi asal Partai PDIP itu.
Editor: Hasanudin Aco
Agustin juga mengaku, Satpol PP berkata kasar padanya.
“Dia nggak percaya kalau saya anggota DPRD. Katanya kalau saya bukan perempuan pasti sudah dibunuh,” ungkap politisi asal Partai PDIP itu.
Selain ditarik-tarik, ia juga mengaku ditendang di bagian kaki, anaknya yang bermaksud menolong malah kena pukul.
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Masduki Toha, menyayangkan kejadian ini.
“Ini jadi catatan agar Satpol PP bukan hanya menggembleng anggotanya dengan latihan fisik. Harus ada pembinaan terhadap mereka. Kalau menertibkan jangan pakai kekerasan” ungapnya.
Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Syaifuddin Zuhri meminta agar kasus ini bisa diselesaikan secara baik-baik.
“Satpol PP itu kan pengayom masyarakat. Jangan sampai melakukan perbuatan yang kurang pantas. Saya harap ini tak terulang lagi di kemudian hari,” ujarnya.
Menurutnya kalau memperlakukan anggota dewan saja sekasar itu, bagaimana mereka memperlakukan orang kecil
Sementara itu Irvan Widyanto menerangkan jika upaya penertiban itu memang atas perintahnya tapi anggotanya tidak diperintakan melakukan kekerasan.
“Tanyakan saja pada yang bersangkutan, kenapa akhirnya bisa jadi seperti itu,” tuturnya.
Meski demikian, ia tetap bertanggungjawab terhadap semua tindakan kasar yang dituduhkan pada anggotanya.
Bahkan, dia sudah memberi hukuman fisik pada 20 anggota Satpol PP yang saat itu melakukan penertiban di Pasar Tembok.
Tak lama setelah peristiwa itu terjadi, dirinya juga sudah meminta maaf pada Titin. Titin juga menerima permintaan maaf tersebut.
“Peristiwa ini akan menjadi bahan evaluasi bagi kami. Saya juga sudah meminta maaf,” katanya.