Mahasiswa Undip Ubah Kulit Pisang Jadi Sabun Cuci
Selama ini kulit pisang hanya dimanfaatkan menjadi limbah organik yang kemudian menjadi pakan ternak tanpa diolah lebih dahulu.
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jateng, Rival Almanaf
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Selama ini kulit pisang hanya dimanfaatkan menjadi limbah organik yang kemudian menjadi pakan ternak tanpa diolah lebih dahulu.
Di tangan para mahasiswa Undip, kulit pisang bisa diolah menjadi aneka sabun pembersih.
Mahasiswa kreatif itu adalah Reni Setyarini, Hamas Musyaddad Abdul Aziz, Rozzaq Alhanif Islamudin, Khaerunnisa Uljanah, dan Tuti Yuniatun, yang semuanya menimba ilmu di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Diponegoro.
Tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa dan Pengabdian Masyarakat, mereka kemudian mencari terobosan untuk mengolah limbah kulit pisang menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi.
Ketua kelompok, Reni Setyarini, menjelaskan memilih limbah kulit pisang karena mudah ditemui.
"Tanaman pisang atau bahasa ilmiahnya Musa paradisiaca merupakan tanaman yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia jadi bahan bakunya sangat mudah didapat," papar Reni.
Melalui studi pustaka dengan membaca berbagai jurnal ilmiah Reni dan teman-temannya menemukan bahwa kulit pisang memiliki kandungan zat yang bernama Saponin yang menjadi salah satu bahan baku untuk membuat sabun.
"Saponin itu yang berfungsi menghasilkan busa dalam semua produk sabun, lalu kami mencoba mengolahnya menjadi tiga jenis sabun yakni sabun cuci motor, baju, dan piring," imbuh Reni.
Hamas Musyaddad anggota tim itu menjelaskan karena bersifat pengabdian masyarakat, hasil kreatifitas kelompoknya ini kemudian disosialisasikan cara pembuatannya kepada warga Meteseh RT 01 RW 08 Tembalang Semarang.
"Dipilihnya kelurahan Meteseh sendiri karena melihat potensi pisang di daerah itu, tanaman pisang tersebar hampir di seluruh wilayah Kelurahan Meteseh, hanya memang kami melihat pemanfaatannya belum maksimal," imbuh Hamas.
"Sosialisasi pembuatan sabun yang dilakukan dimulai dari pembuatan, pengemasan, pelabelan, dan pelatihan mengenai pemasaran. Kegiatan ini dimulai bulan Maret 2015 sampai sekarang. Saat ini masyarakat Meteseh telah mampu menghasilkan produk secara mandiri dan mulai memasarkan produk sabun cuci dari limbah kulit pisang," papar Hamas.
Ia berharap program ini dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan perekonomian dan menunjang kesejahteraan masyarakat setempat dengan membentuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan produksi sabun dari limbah yang bisa dengan mudah didapat. (*)