Putri Kedua Teringat Ayahnya Serka Luthfi saat Salat Tarawih
Sambil sesenggukan di selasar rumahnya, Nisa Fadilah sudah merasakan firasat ayahnya, Serka Luthfi akan meninggalkan mereka sekeluarga.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Galih Permadi
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Di selasar rumahnya di Perumahan Beringin Lestari Blok A, Ngaliyan, Nisa Fadilah terus menangis. Teman sekolahnya datang mencoba menghibur Nisa yang tengah berduka.
Ayah Nisa, Serka Luthfi, meninggal dalam kecelakaan pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Medan, Sumatera Utara, Rabu (1/7/2015). Ia sudah merasakan firasat ayahnya akan meninggalkan Nisa dan keluarga.
"Saya keinget Abi pas salat Tarawih. Mungkin itu tanda Abi mau pergi," kata Nisa sambil sesenggukan, mencoba membagi cerita firasat yang dialaminya. (Baca juga: Serka Luthfi Gugur Kala Bertugas Bawa Logistik ke Perbatasan Indonesia-Malaysia)
Berbeda dengan Evita, anak sulung Serka Luthfi ini tidak merasakan sang ayah akan pergi meninggalkan mereka selama-lamanya. "Abi cuma pamit mau ke Pontianak. Ya engga ada firasat apa-apa. Sudah menjadi hal rutin abi pulang ke rumah sebelum bertugas," ujar dia.
Di mata anak-anaknya, Serka Luthfi merupakan sosok yang tegas dalam mendidik keempat anaknya, Evita, Nisa Fadilah, Farhan (10), Faimah (5). Jenazah almarhum sedang dimandikan di Medan.
Diperkirakan jenazah tiba di rumah duka pada malam hari. Sementara istri Serka Luthfi duduk lemas di ruang keluarga sembari
menonton perkembangan berita jatuhnya Hercules melalui televisi.