Mereka yang Mengais Untung dari Tragedi Jatuhnya Hercules
Tono, pedagang minuman mengaku tinggal tiga botol teh dingin saja yang tersisa. Padahal, dia membawa 200 botol.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Jalan Djamin Ginting, Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara sudah kembali normal sejak Rabu malam kemarin.
Meskipun masih terlihat sejumlah anggota kepolisian yang berjaga di sejumlah titik, namun garis polisi sudah dicabut.
Sebelumnya, pasca kecelakaan pesawat Hercules C130 di tempat itu, Selasa kemarin, wilayah ini "dipagari" dengan garis polisi.
Garis polisi semula dipasang menutupi ruas jalan mulai dari Simpang Pos, Simpang Simalingkar, dan Simpang Selayang.
Namum kemacetan masih terjadi di dekat lokasi jatuhnya pesawat.
Hal ini karena masih banyak warga yang menjadikan lokasi itu sebagai tempat wisata dadakan.
Mereka pun memadat di sana, dan memaksa aparat kepolisian dan TNI yang berjaga harus mengatur jalannya lalu lintas.
Di lokasi itu saat ini hanya tersisa pecahan-pecahan batu, puing-puing, dan sampah.
Masih ada pula tenda pleton polisi berdiri tepat di depan ruko yang bagian ujungnya tertabrak pesawat.
Salah seorang warga yang datang dari Pancur Batu mengaku sengaja datang karena ingin melihat langsung bagaimana pesawat jatuh dan menabrak bangunan.
"Sengaja aku datang ke sini. Tak ada lagi rupanya pesawatnya. Tinggal pecahan batu dan sampah-sampah aja," kata Marga Turnip.
Begitu juga dengan Yuni, warga Mandala Medan.
Dia datang bersama keluarganya menyewa angkot.
Mereka sudah berencana, selepas shalat Isa ramai-ramai mau melihat pesawat jatuh.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.