Nelayan Buleleng Resah Tak Dapat Tangkapan di Musin Ikan
Agustus harusnya jadi musim panen bagi nelayan di Buleleng. Tapi jauh dari harapan, mereka usai melaut acap mendapat satu sampai dua ikan.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Bali, Lugas Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA – Sejumlah perahu jukung nelayan berjajar di tepi Pantai Penimbangan, Banjar Galiran, Desa Baktiseraga, Buleleng, Bali, Minggu (9/8/2015).
Tidak ada aktivitas yang dilakukan nelayan sore itu. Mereka menghabiskan waktunya sekadar duduk-duduk di depan rumahnya yang tak jauh dari bibir pantai.
Seorang nelayan, Made Wisata, mengatakan seharusnya masuk Agustus menjadi berkah bagi nelayan karena musim panen ikan. Gelombang laut pun tenang dan angin sedang berhembus.
"Agustus ini seharusnya musim panen bagi nelayan. Selama Agustus, September, Oktober itu sedang ramai-ramainya ikan, cuacanya sangat pas," ujar Wisata.
Namun kali ini tidak banyak ikan yang didapatkan nelayan. Bahkan seringkali nelayan sepulang dari melaut tidak membawa hasil tangkapan apapun.
"Sekarang sering dari kami pulang tidak dapat tangkapan apa-apa. Dapat tongkol satu, dua, itu sudah bagus. Tidak sebanding dengan ongkos minyak, padahal sekarang ini seharusnya banyak ikan," kata dia.
Sementara tahun lalu, setiap orang nelayan dalam sekali melaut rata-rata bisa mendapatkan 20 kilogram. Ia juga tidak mengerti penyebab sepinya ikan.
Kini ia bersama 15 nelayan lain di Pantai Penimbangan tidak bisa jika harus menggantungkan hidup pada profesinya tersebut. Menurutnya, sebagian nelayan bahkan sudah beralih menjadi pedagang.