Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prajurit Wanita Angkatan Udara Kini Bisa Menjadi Penerbang Tempur

Mulanya dua personel Wara yang mengawali pegang kemudi pesawat terbang, setelah terbukti kemampuannya, jumlah itu bertambah

Editor: Sugiyarto
zoom-in Prajurit Wanita Angkatan Udara Kini Bisa Menjadi Penerbang Tempur
SERAMBI INDONESIA/BUDI FATRIA
Wanita Angkatan Udara (WARA) dari kesatuan Paskhas TNI AU foto bersama usai melakukan terjun Free Fall di Lapangan Blangpadang, Banda Aceh. Latihan penyegaran tersebut melibatkan sebanyak 147 prajurit Paskhas TNI AU dengan terjun statik dan terjun free fall. SERAMBI/BUDI FATRIA 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Santo Ari

TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Prajurit Wanita Angkatan Udara (Wara) telah memasuki umur ke-52.

Bertepatan dengan hari ulang tahun Wara rabu (12/8/2015) kemarin jajaran TNI Angkatan Udara menggelar upacara militer di Lapangan Jupiter Lanud Adisujtipto dan disambung dengan syukuran di Gedung Jupiter.

Gubernur Akademi Angkatan Udara (AAU) Marsekal Muda Abdul Muis bertindak sebagai inspektur upacara mengungkapkan bahwa catatan prestasi yang diukir baik di dalam maupun di luar negeri oleh para prajurit Wanita Angkatan Udara dalam penugasan cukup banyak dan mengesankan.

"Prajurit Wara juga telah dilibatkan dalam misi penjaga perdamaian PBB di daerah-daerah konflik di seluruh dunia," jelasnya kemarin.

Dijelaskannya, Wara yang terbentuk tanggal 12 Agustus 1963 merupakan realisasi emansipasi wanita berdasar Skep Menpangau No 794/ T-MKS/I/63.

Kala itu, para sarjana, sarjana muda serta lulusan B-1 wanita, menembus kebiasaan dengan menjadi anggota TNI Angkatan Udara.

BERITA REKOMENDASI

"Kepercayaan pertama diberikan kepada mereka adalah dengan memberikan tugas sesuai naluri dan kodrat kewanitaan seperti ditugasi bidang administrasi, guru bahasa, dokter dan satu dua di bidang hukum. Mereka menjalani pendidikan latihan militer pertama Wara selama dua bulan di Kaliurang Yogyakarta," terangnya.

Seiring berjalannya waktu keadaan semakin berubah, tahun 1982, Wara bukan hanya sebagai pengatur penerbangan, tetapi lebih dari itu mereka bahkan menjadi orang yang mendengarkan suara-suara petugas tower dari kokpit pesawat udara, sebagai penerbang.

"Mulanya dua personel Wara yang mengawali pegang kemudi pesawat terbang, setelah terbukti kemampuannya, jumlah itu bertambah," tukas Abdul Muis.

Sementara itu, Kol Kes Elsye Lamerkabel yang merupakan Perwira tertua Wara Yogyakarta berharap Wara dapat mempersiapkan diri dan terus mengedepankan profesional untuk menjadi penerbang tempur diantara penerbang tempur laki-laki yang sudah ada. (Tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas