Bantuan Mengalir untuk Fajar, Kisah Batita Surabaya Penderita Hydrocephalus
Kami prihatin saat mendengar adik Fajar tidak dapat minum susu dikarenakan ketidakmampuan ibunya
Editor: Yudie Thirzano
Daniel memposting dan menyebarkan #SaveFajarPratama sejak Kamis (20/8) lalu di semua akun media sosial miliknya. Hal ini dilakukannya untuk menggalan dana serta membantu meringankan beban hidup yang dialami keluarga miskin (gakin) tersebut.
Dijelaskan Daniel, Henny Sri Wahyuni harus berjuang sendirian untuk menyembuhkan penyakit yang dialami oleh putera semata wayangnya bernama Fajar Pratama. Keputusan berpisah dengan suaminya terpaksa diambil Henny saat ia masih hamil 2 bulan.
Keterpurukan perempuan asal Padang dan besar di Medan ini bertambah sejak Fajar divonis mengidap Hydrocephalus disaat usianya yang belum genap setahun. Fajar sendiri lahir pada 25 Oktober 2012.
Ratusan juta sudah ia keluarkan demi kesembuhan buah hatinya tersebut. Fajar juga sempat dioperasi di rumah sakit di Medan. Tapi dokter yang menangani menyarankan agar Fajar dirawat lebih intensif di Jakarta atau Surabaya. Akhirnya Henny memutuskan untuk membawa anaknya ke Surabaya.
Beruntung, pemerintah kota Surabaya membantu biaya pengobatan Fajar Pratama melalui jalur SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu). Itu pun perlu campur tangan dari anggota DPRD Surabaya, salah satunya Bhaktiono, wakil rakyat yang sudah duduk untuk kali ketiga di periode 2014-2019. Juga keterlibatan Camat, Lurah, RW dan RT setempat.
Namun, lama kelamaan tabungan Henny pun menipis untuk biaya riwa-riwi ke RSU dr. Soetomo, makan sehari-hari, sewa kos, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya yang tak terduga. Belum lagi, ada beberapa item pengobatan yang harus ditanggung sendiri karena tidak dicover oleh SKTM. Sampai-sampai, Henny sempat hampir “diusir” dari kos-kosannya akibat telat bayar sebesar 505 ribu/bulan pada Maret 2015 lalu.
“Untuk itu, kami berencana membantu keluarga ibu Henny dengan cara menggalang dana melalui akun media sosial. Syukurlah, banyak yang tergerak hatinya. Dan kami juga berencana akan mencarikan rumah kontrakkan untuk ibu Henny, serta membayar lunas uang sewanya untuk 2 tahun ke depan."
"Sekaligus membantu ibu Henny agar mandiri dengan cara membuka usaha di rumah supaya tetap bisa survive sembari merawat buah hatinya tersebut,” pungkas Daniel yang juga Ketua “Komunitas Peduli Kremil” ini.
Henny sendiri mengaku terharu atas bantuan mengalir yang diterimanya. Ia tak menyangka, banyak yang peduli dan berempat terhadap putera semata wayangnya tersebut.
“Mungkin ini jawaban atas doa-doa yang saya panjatkan tiap malam melalui sholat 5 waktu,” ujarnya yang kini sedang merintis usaha online shop. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.