Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meski Namanya Aneh, Saiton Tak Pernah Berantem

Saiton mengatakan saat sekolah SMP, guru-guru heran mengapa namanya begitu. Dia suka dipanggil sama guru-guru SMP itu.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Meski Namanya Aneh, Saiton Tak Pernah Berantem
SRIPOKU.COM/ODI ARIA SAPUTRA
Orang bernama Saiton di Palembang 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Banyak cerita di balik orangtua memberikan nama unik kepada anaknya yang baru dilahirkan. Banyak pula cerita yang dialami anak tersebut sepanjang hidupnya, seperti dialami pemilik nama Saiton.

Saiton merupakan seorang guru sekaligus Wakil Kepala Sekolah SMK Ilmu Teknik Komputer dan juga Wakil Kepala SMK Bisnis Indrustri dan Teknologi (Bistek), Palembang, Sumatera Selatan.

Pria bergelar Msi tersebut lahir di Desa Peldas, Taja Indah, Palembang pada 10 Februari 1979 (39 th). Saat ini, ia mempunyai seorang istri, Leni Marlina (37 th) dan dikaruniai empat anak.

"Anak yang paling besar kelas 3 SMP dan bungsu usia 8 bulan. Anak saya masih kecil-kecil," kata Saiton membuka perbincangan dengan Tribunnews.com, Kamis (27/8/2015).

Saiton mengatakan saat sekolah SMP, guru-guru heran mengapa namanya begitu. Dia suka dipanggil sama guru-guru SMP itu.

Saat ditanya apakah waktu SD atau SMP suka berantem, Saiton mengaku tidak pernah.

"Seingat saya, saya tidak pernah berantem selama di sekolah SD, SMP sampai sekarang. Nah, paling orangtua saya sering dipanggil sama guru-guru ke SMP, itu juga gara-gara nama saya itu. Mereka pada heran dengan nama saya yang nggak sesuai sama kelakuan orangnya. Sebab, saya waktu SMP suka ikut lomba penceramah antar-SMP. Dan saya sering juara I. Jadi, guru-guru saya pada ingin tahu alasan saya diberi nama itu, apa saya ini salah dikasih nama sama orangtua? katanya.

Waktu Anda anak-anak, apa pernah nakal dan dimarahi bapak/ibu sampai menghujat "Dasar kamu Saiton"?

"Sejak saya kecil, orangtua saya nggak pernah marah sampai begitu. Sekali-kalinya saya pernah dimarahi karena waktu kecil saya keluar malam untuk menonton tv di rumah tetangga karena saat tinggal di kampung saat itu jarang yang punya tv. Bapak saya kasih peringatan, nggak akan dibukakan pintu rumah kalau di atas jam 9 malam. Nah, pernah saya pulang jam 10 malam. Bapak saya nggak mau bukakan pintu dan bilang "kamu tidur di luar saja". Ibu saya kasihan, tapi nggak bisa bantu. Akhirnya saya tidur di depan rumah sampai pagi. Saya ambil hikmahnya, itu supaya saya disiplin. Dan saya jadinya kapok," cerita Saiton. (Abdul Qodir)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas