Ratu Airin alias Karla Bantah Menggelar Pesta Pernikahan Sesama Jenis
Ratu Airin Karla alias Dar menampik keras tuduhan bahwa dirinya telah menyelenggarakan pernikahan dengan Dum.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BOYOLALI - Ratu Airin Karla alias Dar menampik keras tuduhan bahwa dirinya telah menyelenggarakan pernikahan dengan Dum.
Menurut dia, apa yang dilakukan pada Sabtu (10/10/2015) lalu hanyalah bentuk syukur karena usaha warung bersama Dum di Mojosongo meraup untung.
Dari hasil menabung itulah, maka ia berkesempatan untuk menjamu para tetangga dan juga sahabat-sahabatnya yang datang dari penjuru daerah.
Menurut Karla, anggaran untuk menyelenggarakan tasyakuran itu mencapai Rp 35 juta.
(Baca Juga: Pernikahan Sesama Jenis Bikin Gempar Boyolali)
"Tidak ada itu kata-kata pernikahan, itu hanya ungkapan syukur karena ada rezeki lebih dari usaha saya dan dia (Dum) karena saya pun tahu untuk menikah dengan sesama jenis di Indonesia tidak mungkin," kata Karla saat ditemui di kediamannya di Dukuh Gegermoyo, Desa Cluntang, RT 007/RW 002, Kecamatan Musuk-Boyolali, Senin (12/10/2015).
Ia mengatakan, acara tasyakuran tersebut sudah dirancang semenjak sebulan terakhir. Dalam acara tersebut, Karla mengatakan tidak ada ikrar janji setia yang diucapkan.
"Memang ada pambagyo harjo (pembawa acara). Namun, itu hanya mengucapkan selamat datang kepada para tamu," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pada acara tersebut memang ada suguhan acara musik. Namun, hal itu diungkapkannya sebagai bentuk apresiasi kepada tamu yang datang.
Selain itu, Karla menyampaikan bahwa acara tersebut merupakan bagian nyeneng-nyenengke (menghibur) tetangga dan teman-temannya.
Hal itu juga ditegaskan Kakak Ipar Karla, Lasono. Menurut dia, bentuk acara yang terselenggara memang bukan pernikahan, melainkan sekadar tasyakuran.
Sebelumnya, Kepolisian Resor Boyolali turun tangan menyikapi dugaan pernikahan sesama jenis lelaki yang dilakukan warga Kecamatan Musuk, Boyolali, Sabtu (10/10/2015).
Hal itu terkait ada tidaknya indikasi pidana yang terjadi.
"Intinya, kami akan mengumpulkan data dan fakta serta akan melakukan penyelidikan terkait kabar yang beredar tersebut. Kami akan fokus pada ada atau tidaknya tindakan pidana yang dilakukan oleh mereka," kata Kapolres Boyolali AKBP Budi Sartono kepada Tribun Jogja, Minggu (11/10/2015).