November, PT Dirgantara Indonesia Luncurkan Prototipe Pesawat N219
Dari hasil survei, pihaknya memutuskan untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara di Indonesia timur
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - PT Dirgantara Indonesia akhirnya memperlihatkan prototipe pesawat N219 di hanggar line assembly N219, Bandung, Rabu (28/10/2015).
Rencananya, prototipe ini akan ditampilkan di hadapan publik pada November 2015.
“Saat ini, sudah 90 persen (pesawat). Kami optimistis November ini sudah selesai sehingga bisa rolled out,” ujar Chief Engineer N219, Palmana Bhanandi, di Bandung, Rabu (28/10/2015).
Palmana menjelaskan, peluncuran akan dilakukan dalam satu acara untuk memperkenalkan manufaktur pesawat terbang kepada publik sesuai dengan ukuran fisik yang akan dibangun.
Pada saat peluncuran, untuk pertama kalinya pesawat akan dibawa keluar dari hanggar. Setelah itu, rencananya dari bulan Desember 2015 hingga Februari 2016 akan dilakukan pemasangan sistem.
Masih di bulan Februari, lanjutnya, pesawat buatan Bandung ini akan melalui ground test, termasuk proses sertifikasi yang menyatakan bahwa sistem sudah terpasang dan pesawat siap terbang.
“Seusai sertifikasi ini, Kemenhub akan mengeluarkan izin terbang. Dan rencananya, first fligh N219 dilakukan Mei 2016,” imbuhnya.
Palmana mengungkapkan, rencana pembuatan pesawat N219 sudah ada sejak tahun 2005-2006. Di tahun itu, pihaknya melakukan survei ke Papua.
Dalam survei, mereka melihat landasan di Papua sangat pendek sekitar 500 meter dan belum beraspal.
Dari sisi penumpang, karakteristik pesawat perintis di Papua cukup unik. Berbeda dengan pesawat komersil pada umumnya, tipe penumpang dibagi tiga, yakni orang, barang, dan ternak.
Dari hasil survei, pihaknya memutuskan untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara di Indonesia timur. Yang dibutuhkan adalah pesawat kecil sehingga dibuatlah desain N219.
Namun, pihaknya tidak bisa langsung membuat karena terkendala dana.
“Saat ide ini tercetus, kondisi PT DI sedang tidak bagus akibat dampak krisis 1998. Tapi kami terus melakukan pendekatan hingga akhirnya tahun 2014, pemerintah mendukung dan menyatakan ini program nasional di bawah Lapan dan PT DI,” ungkapnya.
Kini, setelah sembilan tahun penantian, untuk ketiga kalinya PT DI akan melakukan peluncuran pesawat produksinya. Fisik pesawat pun sudah terlihat jelas. Rencananya, badan pesawat berwarna putih.
Pesawat ini diharapkan akan membuat catatan sejarah baru dan mengokohkan industri pesawat di Tanah Air.
Dari pantauan Kompas.com, para engineer PT DI di tengah tumpukan pekerjaan yang menyita waktu, sesekali mereka bersenda gurau dan tersenyum riang ketika melihat kamera. (Reni Susanti)