Warga Pelaihari Manfaatkan Air Danau Bekas Galian Tambang Besi untuk Kebutuhan Sehari-hari
Krisis air bersih masih terasa di sejumlah wilayah Kalsel. Masyarakat pun memanfaatkan berbagai sumber-sumber air yang masih tersedia.
Editor: Sugiyarto
![Warga Pelaihari Manfaatkan Air Danau Bekas Galian Tambang Besi untuk Kebutuhan Sehari-hari](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kekeringan-di-desa-bumi-jaya-pelaihari_20151103_190131.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, PELAIHARI - Krisis air bersih masih terasa di sejumlah wilayah Kalsel. Masyarakat pun memanfaatkan berbagai sumber-sumber air yang masih tersedia.
Seperti warga Desa Bumi Jaya Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut, Kalsel yang memanfaatkan galian bekas tambang besi sebagi sumber mata air.
"Selain kami, sedikitnya warga dua desa lainnya yang memanfaatkan galian ini. Paling tidak untuk keperluan MCK (mandi cuci kakus)," kata Jaeluddin, warga Desa Bumi Jaya.
Akibat banyaknya warga yang memanfaatkan air danau bekas galian itu, kini air danau pun mulai menipis.
"Tahun ini paling parah kemaraunya, paling lama hampir tiga bulan sampai sumur pada kering," katanya.
Sedangkan untuk keperluan air minum, dia dan warga desa lainnya terpaksa membeli dengan harga sekitar Rp 3500 per galon.
"Kadang ada juga bantuan air bersih dari pemerintah setempat. Ya mudahan cepat turun hujan saja," katanya.
Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Iklim (Satklim) Kelas I Banjarbaru Purwanto sendiri menyebutkan musim hujan sendiri masih dirediksi akan terjadi sekitar pertengahan November mendatang.
Hujan memang beberapa kali turun di sejumlah daerah, namun demikian dia menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan hasil hujan buatan yang dilakukan sebelumnya. (Rahmadhani)