Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inilah Operasi Bagi Tuna Rungu Bawaan Lahir Agar Bisa Mendengar

Alat ini telah menjadi penatalaksanaan standar dalam rehabilitasi penderita yang tidak tertolong dengan alat bantu dengar konvensional

Editor: Sugiyarto
zoom-in Inilah Operasi Bagi Tuna Rungu Bawaan Lahir Agar Bisa Mendengar
Warta Kota/Warta Kota/henry lopulalan
BELAJAR BAHASA ISARAT- Warga dengan antusias belajar bahasa isarat yang dipakai untuk komunikasi bagi tuna wicara dalam acara hari bebas kendaraan bermotor di Kawasan HI, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu(15/3/2015). Para tuna runggu memperkenalkan BISINDO (Berkenalan Dengan Sistem Isyarat Indonesia) yang dikembangkan oleh Tuna rungu sendiri melalui GERKATIN (Gerakan Kesejahteraan Tuna rungu Indonesia) kepada masyarkat umum. Warta Kota/henry lopulalan 

Laporan Reporter Tribun Jateng, Rival Almanaf

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Dalam rangka Dies Natalis Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro bekerjasama dengan Rumah Sakit Nasional Diponegoro melakukan bakti sosial implan koklea kepada anak penderita tuna rungu bawaan lahir.

Implan koklea merupakan alat prostetik yang dirancang untuk mengubah energi suara mekanik menjadi sinyal elektrik yang secara langsung merangsang saraf pendengaran pada penderita gangguan pendengaran derajat berat atau sangat berat.

"Alat ini telah menjadi penatalaksanaan standar dalam rehabilitasi penderita yang tidak tertolong dengan alat bantu dengar konvensional," papar Prof Dr dr Suprihati Sp THT Ketua Tim THT RSND dalam keterangan tertulisnya kepada Tribun Jateng, Minggu (08/11/2015).

Menurutnya, implant koklea dapat dilakukan pada anak dengan usia minimal 12 bulan.

Pemasangan implant dilakukan dengan prosedur operasi bius total dan membutuhkan waktu antara 2-4 jam.

Dilakukan tindakan penyayatan atau pembedahan di belakang telinga dan memasukkan kabel yg sangat kecil ke dalam koklea.

Berita Rekomendasi

"Tulang tengkorak akan sedikit dilubangi oleh bor untuk memasukan kabel yang kecil tadi sedangkan implannya diletakkan antara tulang tengkorak dan kulit kepala. Sayatan tadi kemudian dijahit dan diperban menutupi kepala," imbuhnya.

Tahap terakhir adalah tes intraoperasional untuk memastikan fungsi dari alat implant tersebut bekerja dengan baik dan saraf di koklea dapat merespon stimulasi yang diberikan.

Tahap ini memerlukan waktu 15-30 menit dan dilakukan di dalam ruang operasi tersebut.

Satu bulan setelah operasi akan dilakukan switch on, yaitu tindakan untuk mengaktifkan alat implant tersebut, anak akan mampu mendengar.

Tahap selanjutnya yang harus dilakukan setelah switch on adalah terapi wicara untuk melatih kemampuan berbahasa dari bagian rehabilitasi medis.

Panitia kegiatan implan koklea, dr Yanuar Imam Sp THT mengatakan, ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat dalam rangka Dies Natalis Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro di Semarang.

"Kegiatan ini melibatkan 3 anak dengan kurang pendengaran derajat sangat berat pada kedua telinga." imbuhnya.

Pemasangan implant yang dilakukan sesuai dengan indikasi pada anak tersebut.

Rumah Sakit Nasional Diponegoro bekerja sama dengan Alat Bantu Dengar Indonesia dalam mewujudkan kegiatan ini sebagai tahapan membangun kerja sama untuk penatalaksanaan kasus kurang pendengaran di masa mendatang. (val)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas