KM Wihan Sejahtera Tenggelam, Keputusan Rambo Meloncat, Salah
"Orang-orang teriak. Saya ikut panik lalu mencari selamat. Barang-barang tidak saya pedulikan."
Editor: Robertus Rimawan
Rambo menolak melakukan operasi di Surabaya.
Ia lebih memilih menyembuhkan sakitnya di kampung halamannya di Ende, yaitu Kelurahan Rukun Lima, Jl Gajahmada, Ujung Aspal.
Apalagi, Rambo tidak memiliki uang untuk membayar operasi.
Sekalipun sudah ada bantuan, ia tetap memilih pergi dari Surabaya.
"Biarlah saya pulang besok. Biar disembuhkan secara tradisional di kampung halaman," tegasnya.
Rencananya, Rambo pulang ke Ende naik pesawat, Rabu (18/11), sekitar pukul 10.00 WIB.
Tidak banyak yang ia bawa pulang ke Ende karena barang-barangnya telah hilang bersama tenggelamnya kapal.
"Ya pakai kursi roda pulang ke kampung halaman," tambahnya.
Saat di rumah sakit, ia ditemni Saudah (45), bibinya. Saudah, yang akrab dipanggil Mama Leman tampak lemas.
Matanya terlihat merah.
Saudah mengaku keempat keponakannya menjadi korban tenggelamnya KM Wihan Sejahtera.
Dari penuturannya, tiga keponakannya selamat, sedangkan yang mengalami luka hanya Rambo.
Ketiga keponakannya berada di hotel dan segera pulang dalam waktu yang tidak lama.
"Kejadian ini mengagetkan saya. Saat itu saya dihubungi saudara dari Flores dan saya langsung datang ke RS ini," kata Saudah.
Rambo kerap datang ke Surabaya karena bekerja sebagai sopir.
Dalam sebulan, bisa ampai empat kali pergi pulang dari Ende ke Surabaya.(surya/benni indo)