Kisah Polisi Khusus Cegah Illegal Logging, Dikeroyok Para Pelaku hingga Diancam Bunuh
Kerap kali Polisi Khusus Kehutanan pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Nunukan itu menantang nyawa.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Berniat melakukan penyelamatan Hutan Lindung Pulau Nunukan (HLPN) justru membuat Rahmat bin Dullah harus berhadapan dengan pihak-pihak yang terlibat merusak hutan seluas 2.400 hektare itu.
Kerap kali Polisi Khusus Kehutanan pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Nunukan itu menantang nyawa, karena berhadapan dengan pelaku illegal logging yang dilengkapi dengan senjata tajam.
Dia pun kerap berhadapan dengan sejumlah aparat yang melindungi para pelaku illegal logging. Tak jarang Rahmat harus melawan sendiri saat dikeroyok para pelaku illegal logging di HLPN.
"Diancam saya pakai pedang panjang. Sampai mau potong leher dia bilang," kata Rahmat, Rabu (25/11/2015).
Berhasil menangkap para pelaku illegal logging, tidak membuat Rahmat berbangga hati. Dia malah geram karena dari sejumlah laporan illegal logging termasuk pengeroyokan terhadapnya yang disampaikan, tak ada satu pun yang sampai ke meja hijau.
Dalam sepekan belakangan ini saja, dia sudah lima kali menemukan aktivitas pengangkutan kayu secara ilegal dari kawasan HLPN. Namun tak ada satu pun yang mendapatkan tindakan.
"Terakhir saya langsung lapor ke Polsek. Tapi informasinya pelaku malah dilepaskan," ujarnya.
Upaya Rahmat tak membuahkan hasil. Malah yang terjadi, Rahmat pernah dikriminalisasi dengan alasan melakukan perusakan kantor.
Padahal, perusakan itu dia lakukan karena kegeramannya melihat pimpinan kantor yang tidak melakukan tindakan apapun untuk mem-back up tangkapannya yang dilaporkan ke Polisi.
Persoalan ini pula yang pernah diceritakan Rahmat saat bertemu dengan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Zulkarnain di Pontianak, Kalimantan Barat, September 2015, disela acara Koordinasi dan Supervisi Sektor Kehutanan Regional Kalimantan.
Berbagai kejadian tak mengenakkan yang dirasakannya tak membuat surut niat Rahmat menyelamatkan HLPN. Saat ini dia masih terus memburu pelaku illegal logging di kawasan itu.
Seperti yang lalu-lalu, kali ini pun dia nyaris meregang nyawa saat hendak diserang dengan senjata tajam.
Ceritanya berawal saat Jumat (20/11/2015) sekitar pukul 16.30 Rahmat mendapatkan informasi adanya pengangkutan sekitar dua kubik kayu jenis bengkirai.