Eks Gafatar dari Klaten Ini Ingin Kembali Merajut Hidup Sebagai Warga Biasa
Warga Klaten eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mengaku pasrah setelah dipulangkan dari Kalimantan ke tempat kelahiran mereka.
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja Padhang Pranoto
TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Warga Klaten eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mengaku pasrah setelah dipulangkan dari Kalimantan ke tempat kelahiran mereka.
Sebanyak 26 orang kini tinggal sementara di rumah singgah milik pemkab, setelah tiba dari Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Minggu (31/1/2016) sore.
Mereka ingin kembali merajut hidup sebagai warga biasa.
"Menenangkan pikiran dan memulihkan tenaga dulu lah. Kemarin waktu dari Kalimantan sampai dengan asrama haji boleh dibilang kelelahan."
"Kedua anak saya sampai tidak mau makan. Di sini (Klaten) saya mau beristirahat dulu," ujar Didiet (36), warga eks Gafatar yang memunyai keluarga di Belang Wetan, Klaten Utara.
Ia diketahui mengajak serta tiga anak dan seorang istri hijrah ke Kalimantan.
Ia mengungkapkan, telah tinggal di Kalimantan sejak 1,5 tahun silam.
Sebelumnya, Didiet pernah menjadi tenaga penjualan di Bekasi.
Ia mengaku berangkat ke Borneo dari pelabuhan di Semarang, pada tahun 2014 silam.
Setelah sampai, ia kemudian tinggal di wilayah bernama Sintang.
Di sana ia mengaku bekerja sebagai tenaga pemasaran untuk mempromosikan situs web.
Selama di pulau Kalimantan, ia mengaku tak banyak kendala yang dialami. Termasuk ketika istrinya melahirkan anak nomor tiga, yang diberi nama Barata.
"Saya sudah lebih kurang 1,5 tahun di Kalimantan, sebelumnya tinggal di Bekasi. Ketika saya dipulangkan, saya bingung mau pulang ke mana. Akhirnya saya memutuskan pulang ke rumah orang tua di Klaten," tuturnya, (1/2/2015)