Kisah Sedih Pasangan Manula Hidup di Gubuk Sengketa Seluas 3X4 Meter
Gubuk kecil ukuran 4x3 meter di tanah yang ditempatinya adalah lahan sengketa dan sudah digusur. Dia hanya diberi waktu satu bulan untuk tinggal
Editor: Gusti Sawabi
Pasangan suami istri ini menikah di tahun 1980, namun hingga kini tak dikaruniai anak. Sebelumnya, mereka berdomisili selama 15 tahun di Kelurahan Sodoha. Saat itu, Mawi bekerja sebagai tukang becak dan buruh bangunan.
Karena fisik yang mulai lemah, dirinya tidak bisa mengayuh becak dan hanya bekerja sebagai pemulung. Tahun 1984, Mawi bekerja menjaga kebun di Abeli Sawah dan hanya bertahan bekerja selama 3 bulan, lalu kembali menjalani hidup di kota Kendari.
"Tahun 2004 pindah di sini, rumahku berada di pinggir jalan yang saat ini telah rata dengan tanah, sebelum akhirnya pindah di tempat ini," ujarnya.
Bekerja sebagi pemulung dijalani Mawi selama 15 tahun. Namun naasnya, tahun 2006 sang istri mengalami musibah lumpuh yang diyakini ditabrak oleh mahluk halus di Masjid Agung selepas shalat idul fitri.
Berbagai cara pengobatan telah dilakukan mulai dari rumah sakit hingga mendatangi dukun, tapi penyakitnya tak kunjung sembuh, bahkan semakin parah.
Kondisi istrinya saat ini sangat memperihatinkan. Dia lumpuh dan matanya sudah rabun, sehingga ia tidak dapat lagi beraktivitas seperti dulu dan hanya bisa terbaring lemah.
"Tidak ada bantuan dari pemerintah, baik itu untuk kesehatan dan raskin," tutur Siti.
Di balik kepasrahannya, Siti berharap pemerintah dapat membuat mereka satu rumah yang layak huni agar pikiran sang suami bisa lebih tenang dan suaminya dapat bekerja kembali tanpa perlu mengharapkan iba dari orang lain.
(Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati)