Kereta Cepat Hanya Buat Orang Kaya, Dirut PT KCIC Kasih Penjelasan
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung hanya menguntungkan orang kaya, sebaliknya warga sepanjang rel tidak dapat apa-apa. Benarkah demikian?
Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Nada pesimistis dan penolakan terhadap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung bermunculan setelah peresmian tiang pancang, Kamis (21/1/2016).
Bahkan proyek yang dipegang PT Kereta Api Cepat Indonesia Cina itu disebut-sebut hanya akan menguntungkan kalangan orang kaya di Jakarta, tidak bagi warga sepanjang rel.
Direktur Utama PT KCIC, Hanggoro Budi Wiryawan, membantah hal tersebut. Ia menegaskan proyek ini menguntungkan semua kalangan masyarakat mulai dari proses pembangunan sampai beroperasinya. Karena bakal banyak manfaat yang dirasakan masyarakat dengan adanya kereta api cepat tersebut.
"Kemarin kami rapat dengan kementerian pariwisata dan kami jelaskan konsep pengembangan kami. Mereka tertarik dan mereka ingin jadikan Cikalong Wetan menjadi tujuan wisata. Apakah saya yang mendapatkan manfaat? Saya ini cuma petugas, kami dorong bagaimana Jabar ini bangkit dan kesejahteraan masyarakatnya meningkat," ujar Hanggoro di Garden Permata Hotel, Kota Bandung, Kamis (18/2/2016).
PT KCIC akan melibatkan tenaga kerja lokal dari wilayah terdampak pembangunan sarana dan prasarana kereta api cepat tersebut. Hal tersebut sudah disampaikan kepada kepala desa dan perwakilan masyarakat.
"Kami meminta data informasi ke desa karena dia punya lembaga masyarakat di wilayahnya. Kami nanti minta data mengenai tenaga kerja yang siap, tenaga kerja yang punya skil, dan tenaga kerja yang perlu ditraining. Saya minta dari mereka," beber Hanggoro.
Sedikitnya perlu empat ribu tenaga kerja untuk mengerjakan proyek kereta api cepat. Jumlah tersebut adalah tenaga kerja langsung. Masih banyak peluang untuk tenaga kerja tidak langsung, misalnya karyawan koperasi dan sebagainya.
"Pekerja kebun sebanyak 1.200 orang, misalnya. Itu bisa diberdayakan dan dilatih dulu. Masyarakat yang katanya kades terisolir dan kesejahteraan tidak bagus, itu akan kami berdayakan. Apakah pengamat memperhatikan itu? Mereka cuma bicara. Kalau kami ingin bersama masyarakat yang bisa merasakan dan langsung mendapatkan manfaat," ujar Hanggoro.